Masyarakat Maritim
Pesisir, Kelautan dan Maritim
Masyarakat menurut pendapat para ahli adalah sekelompok orang yang tinggal dalam suatu lingkungan, saling berinteraksi sehingga membentuk suatu kebudayaan.
Masyarakat pesisir sudah sering kita kenal, yaitu mereka yang tinggal di daerah perbatasan antara daratan dan perairan laut dan kehidupannya dipengaruhi oleh potensi SDA dari laut untuk kelangsungan hidupnya.
Tahukah anda sebenarnya pesisir juga memiliki masyarakat yang tidak tinggal langsung di perbatasan tersebut, mereka tinggal di daerah daratan yang tidak bersentuhan langsung dengan perairan tetapi masih terpengaruh perekonomiannya oleh sumber dari kelautan.
Berbeda dengan masyarakat pesisir, masyarakat pesisir memiliki batasan yang lebih luas, tidak hanya terbatas pada mereka yang tinggal di sekitar perbatasan daratan dan lautan seperti contoh rumah masyarakat bajo di bawah ini.
Masyarakat pesisir merupakan salah satu unsur dalam masyarakat maritim, namun selain masyarakat yang tinggal di pesisir masih ada masyarakat lain yang menjadi unsur masyarakat maritim. Bisakah anda sebutkan contohnya?
![]() |
Rumah di wilayah pesisir |
Masyarakat pesisir merupakan salah satu unsur dalam masyarakat maritim, namun selain masyarakat yang tinggal di pesisir masih ada masyarakat lain yang menjadi unsur masyarakat maritim. Bisakah anda sebutkan contohnya?
Kasmawati
ReplyDeleteS.0020.P.056
Kolaka
Salah satu contoh masyarakat pesisir lainnya adalah masyarakat suku Bajo dalam aktivitas kehidupannya sebagai nelayan dan kegiatan pelayaran. Suku Bajo memahami dan menerapkan pengetahuan lokal yang berkaitan dengan keadaan cuaca, letak bintang, dan tanda-tanda alam lainya dalam menjalankan aktivitasnya sebagai nelayan dan pelayaran. Pengetahuan lokal itu diperoleh secara turun temurun dan masih menjadi pedoman masyarakat suku Bajo sampai sekarang. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka, kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Suku Bajo memiliki sistem pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai kondisi alam laut, yaitu pengetahuan tentang wilayah tangkapan, jenis-jenis biota laut, dan pengetahuan navigasi dalampelayaran. Bagi orang Bajo laut merupakan bagian integral, mereka lahir, hidup dan mati di atas air laut. Padangan orang Bajo tentang laut,yaitu laut sebagai sehe, tabar, anundita, lalang, patambangan, pamunang ala’ baka raha,dan patambangan umbo ma’dilao.
Nama : Sunarya
ReplyDeleteNim : S.0020.P.064
Salah satu contoh masyarakat maritim yaitu Papua, Letak pesisir utara Papua sangat strategis berada di selatan Samudera Pasifik serta menjadi jalur pelayaran yang menghubungkan barat dengan timur Pulau New Guinea. Selain itu wilayah pesisir utara Papua memiliki potensi alam yang sangat kaya, yang menjadi sumber makanan penduduk setempat. Sumber makanan ini meliputi berbagai jenis kerang, ikan, udang, kepiting, serta biota laut lainnya. Wilayah pesisir utara Papua sejak masa prasejarah telah memiliki berbagai macam kontak yang ekstensif dengan berbagai macam budaya dari luar. Sekitar 3.000 tahun yang lalu penutur Austronesia dalam migrasinya ke pesisir utara Papua, membuat dan menggunakan perahu yang disesuaikan untuk pelayaran laut. Merekalah yang berhasil menemukan sistem cadik (penyeimbang di kiri dan kanan perahu) untuk mengatasi ganasnya ombak lautan. Masyarakat pantai utara Papua sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan. Mereka menggunakan perahu sebagai alat transportasi dalam mencari ikan. Laki-laki mencari ikan dengan cara memancing, menjala, memasang perangkap, menombak atau meracun air dengan akar tumbuh-tumbuhan. Sementara perempuan mencari kepiting, udang, dan kerang di muara sungai atau hutan bakau.Potensi besar sumber daya ikan dan non ikan di Sarmi telah lama dimanfaatkan secara tradisional. Salah satu contoh adalah Pulau Liki. Karena pengaruh adat yang sangat kuat, ada beberapa aturan adat yang melarang untuk mengambil hasil laut non ikan, seperti bia lola (Trocus niloticus), juga aturan yang tegas soal perusakan terumbu karang. Meskipun beberapa suku mengatur hak ulayat perairan laut, sekarang aturan adatnya mulai longgar dan tidak ada larangan bagi nelayan lain untuk mengambil ikan di zona yang masuk dalam wilayah adat.
Nama : I nyoman juliana
ReplyDeleteNim : S. 0020.P2.024
Dalam masyarakat maritim, termasuk di Indonesia, telah tumbuh berbagai sektor dan subsektor ekonomi kemaritiman baru yang memunculkan segmen-segmen atau kategori-kategori sosial seperti petambang, pekerja industri, pengelola dan karyawan wisata, marinir,akademisi/peneliti, birokrat, dan lain-lain.
Tumbuh kembangnya sektor-sektor ekonomi dan jasa dengan segmen-segmen masyarakat maritim tersebut memerlukan dan diikuti dengan perkembangan dan perubahan-perubahan kelembagaannya menjadi wadah dan regulasinya. Tumbuhnya sektor-sektor ekonomi baru dan berkembangnya sektor-sektor ekonomi kemaritiman lama, terutama perikanan dan pelayaran, tampak dalam perkembangan dan perubahan-perubahan teknologi, perubahan struktural, dan sistem-sistem budaya kemaritiman (pengetahuan, gagasan, kepercayaan, nilai, norma/aturan). Gambaran tentang fenomena dinamika sosial budaya maritim berikut menggunakan kasus desa-desa Nelayan Bugis, Bajo dan Makasar di Sulawesi Selatan.
(sumber data/informasidiperoleh dari berbagai hasil penelitian lapangan).
Nama:Hasruddin
ReplyDeleteNim:S.00.20.P2.021
Sebagai sebuah negara perairan dengan wilayah yang sangat luas, sebagian penduduk
Indonesia tersebar di berbagai kawasan pesisir. Diperkirakan ada sekitar 40 (empat puluh)
juta orang penduduk, tersebar di 4.735 desa pesisir yang sebagian di antaranya terletak di
wilayah perkotaan. Desa-desa pesisir tersebut terutama terkonsentrasi di wilayah pantai
Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Laut Jawa, dan Selat Makassar. Sebagian besar penduduk
di desa-desa pesisir itu merupakan masyarakat yang masih tradisional, dengan strata sosial
ekonomi dan tingkat pendidikan rendah. Mereka merupakan sebuah kelompok masyarakat
yang terdiri dari berbagai suku atau etnis yang sebagian besar menggantungkan
kehidupannya pada laut. Bagi mereka laut bukan hanya merupakan sumber penghidupan,
tetapi juga merupakan penghubung (bukan pemisah) antara satu wilayah dengan wilayah
lain dan antara satu etnis dengan etnis lainnya.
Halfia
ReplyDeleteS. 0020.P2. 018
Salah satu contoh masyarakat pesisir lainnya adalah masyarakat suku Bajo
Lingkungan hidup yang sangat dekat dengan laut telah mendorong penduduk pantai
untuk mengembangkan cara hidup yang bersifat maritim. Meskipun demikian tidak semua
penduduk di kawasan pesisir memanfaatkan laut untuk kelangsungan hidup mereka. Atau
sebaliknya orang-orang yang menggantungkan hidupnya pada pekerjaan yang berhubungan
erat dengan laut, belum tentu bermukim di wilayah pantai atau pesisir. Sebagai contoh,
penduduk desa Ara di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan yang terkenal sebagai ahli
pembuat perahu lebih memilih untuk tinggal di darat.
Sejarah mencatat setidaknya 3 (tiga) kelompok etnis yang merupakan pengembara
laut (sea nomads) atau yang dikenal sebagai “orang laut,” yaitu suku Moken di Kepulauan
Mergui (perairan Birma), Orang Laut di Kepulauan Riau-Lingga, dan Suku Bajau yang
tersebar di sebagian besar wilayah perairan Indonesia bagian timur. Mereka merupakan
kelompok masyarakat yang tidak hanya bermukim di wilayah perairan, tetapi juga
menggantungkan seluruh kehidupannya pada kekayaan hayati laut. Cara hidup ketiga etnis
ini mirip satu sama lain, bahkan diduga mereka memiliki nenek moyang yang sama..
Orang Laut merupakan suku bangsa yang bertempat tinggal di dalam perahu serta
hidup mengembara di perairan Provinsi Riau dan pantai Johor Selatan. Di berbagai wilayah
di Indonesia, Orang Laut masih merupakan komunitas yang koheren. Mereka adalah
kelompok-kelompok kecil yang tersisa dan cukup beranekaragam, tetapi semuanya hidup
bersimbiosis dengan laut. Dari lautlah mereka mendapatkan semua bahan makanan.
Assalamualaikum
ReplyDeleteNama : NUR HAYSAH
Nim : S.0020.P2.047
Kelas: A Non reg 2020 Zona Kendari
Masyarakat maritim merupakan masyarakat yang mendiami suatu tempat/wilayah maritim yang saling berinteraksi dan mangandalkan sumber daya alam laut untuk memenuhi kebutuhan ekonominya.
Diantara sekian banyak kelompok-kelompok etnis pengelola dan pemanfaat sumberdaya dan jasa-jasa laut, etnis Bajo, Bugis, Makassar, Mandar, Buton, dan Madura dianggap sebagai pewaris kebudayaan maritim di Indonesia.
Suku bajo merupakan salah satu masyarakat maritim yang terdapat diwilayah sulawesi. Suku bajo mengandalkan laut sebagai hal yang menunjang ekonominya. Suku bajo telah dikenal turun temurun mewarisi nenek moyang mereka dengan menjalankan tugas sebagai nelayan. Komunitas nelayan dapat memanfaatkan segala sumber daya yang terdapat di laut, karena pada umumnya mereka memandang laut sebagai wilayah yang bersifat terbuka (open access). Pandangan tersebut membuat para nelayan dengan bebas memanfaatkan dan mengelolah sumber daya laut dengan cara apapun yang mereka miliki. Nah untuk suku bajo mereka memanfaatkan laut sebagai tempat mencari biota laut serta mendirikan tambak-tambak ikan yang bisa menunjang keberlangsungan hidup mereka.
Amaliah
ReplyDeleteMasyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat yg hidup bersama-sama mendiami wilayah pesisir membentuk dan memiliki kebudayaan yang terkait yang memiliki ketergantungan pada pemanfaatan sumber daya pesisir.
Tentu masyarakt pesisir tidak saja nelayan, melainkan jg pembudidaya ikan pengelola ikan bahkan pedagang ikan. Masyarakat pesisir pada umumnya sebagian besar penduduknya bermatapencaharian disektor pemanfaatan sumberdaya kelautan seperti nelayan, pembudidaya ikan, penambangan pasir, dan transportasi laut.
Masyarakat pantai tersebut menggantungkan pencahariannya dari eksploitasi laut. Artinya bahwa mereka hidup dari sumber daya dan alam yang masih berlimpah didekat sekitar pantai. Dalam perkembangannya, hasil sumber daya laut yang antara lain dari hasil ikan, kerang dan sebagainya.
Febriana Tri H.E
ReplyDeleteS.0020.P2.014
Nonreg 2020 Kendari
Orang Laut merupakan suku bangsa yang bertempat tinggal di dalam perahu serta hidup mengembara di perairan Provinsi Riau dan pantai Johor Selatan. Di berbagai wilayah di Indonesia, Orang Laut masih merupakan komunitas yang koheren. Mereka adalah kelompok-kelompok kecil yang tersisa dan cukup beranekaragam, tetapi semuanya hidup bersimbiosis dengan laut. Dari lautlah mereka mendapatkan semua bahan makanan. Dalam sejarah perekonomian Indonesia, Orang Laut pernah memainkan peran penting. Mereka adalah para pedagang tripang dan sarang burung walet yang merupakan produk ekspor bernilai tinggi. Kecuali itu mereka juga pernah mengambil bagian dalam aktivitas pelayaran antar pulau dengan perahu-perahu layar mereka, dan hingga kini sebagian besar dari mereka tetap merupakan nelayan-nelayan yang gigih. Artinya, mereka juga ikut menopang perekonomian Indonesia.
Kelompok Masyarakat yang dapat dikategorikan sebagai etnis maritim adalah suku bajo yang antara lain mendiamai perairan di sebelah timur Selat Makassar, pantai timur Kalimantan, Pulau Alor dan sekitarnya, Kepulauan Bangai, Kepulauan Togian di Teluk Tomini, Kepulauan Bacan, Kepulauan Sulu dll. Suku Orang laug di Selat Malaka dan perairan sumatera timus, sekitar Pulau Belitung (dikenal dengan sebutan Orang Among Sewang) dan orang Laut disekitaran pulau bangka yang dikenal dengan sebutan Orang Sekak
Miranda sari
ReplyDeleteS.0020.P2.037
Kelas A (kendari) Non reg 2020
Di Sulawesi Selatan , tempat kediaman dan asal usul komunit sebagai -komunit sebagai nelayan Bugis, Bajo dan Makasar di berbagai tempat di Nusantara ini, dikenal kelompok kerjasama nelaya yang dikenal dengan istilah Po (u) nggawa- S awi ( P-Sawi ) , yang menurut keterangan dari setiap desa telah ada dan bertahan sejalk ratusan tahun silam. Meskipun kelompok P-Sawi juga digunakan dalam kegiatan pertanian, perdagangan di darat dan pengelolaan tambak, namun kelompok ini lebih eksis dan menyolok perannya dalam aktivitas pelayaran dan perikanan rakyat Bugis, Makassar , dan Bajo di Sulawesi Selatan dan tempat-tempat lainnya di Indonesia.
Struktur inti / elementer Dari Kelompok organisasi serta Penyanyi ialah P. laut ATAU J Uragan Dan S awi . P .Laut berstatus pemimpin dan aktivitas produksi dan sebagai pemilik alat-alat produksi. Para P.Laut memiliki pengetahuan kelautan, pengetahuan dan ketrampilan manajerial, sementara para sawi hanya memiliki pengetahuan kelautan dan ketrampilan kerja / produksi sendiri.
Suatu perubahan struktural yang berarti terjadi ketika suatu usaha mengalami perkembangan jumlah unit perahu dan alat-alat produksi yang dikuasai oleh seorang P.Laut / J uragan tadi sebagai akibat dari pengaruh kapitalisme. Untuk pengembangan dan eksistensi usaha, maka PL aut / J uragan tidak lagi mendukung kapal pesiar dan proses produksi di laut, melainkan tetap tinggal di darat / pulau untuk membantu badan pinjaman modal dari pihak lain, biaya-biaya anggota yang bekerja di laut, membangun jaringan pemasaran, dan lain-lain. Di sinilah pada awalnya muncul satu status baru pada strata tertinggi dalam kelompok kerja nelayan yang disebut PDarat / PP ulau . Untuk berlayar dan aktivitas produksi di laut, PD arat merekrut juragan-juragan baru untuk menggantikan posisinya di dalam unit-unit usaha yang sedang berkembang dan meningkat. Para P.Laut / J uragan dalam proses dinamika ini sebagian masih berstatus pemilik, sebagain lainnya hanyalah pemimpin operasi kelompok nelayan. Para juragan yang direkrut dari sawi-sawi khas / potensi yang dikenal juga dengan istilah P.C addi , sedangkan PD aratdisebut PL ompo .
Pola hubungan (struktur sosial) yang menandai hubungan dalam kelompok PS awi baik dalam bentuknya yang elementer ( P.Laut / Jur agan- S awi ) maupun bentuk lebih kompleks ( P.Darat / PL ompo- P.Laut / J uragan -S awi ) adalah hubungan patron-klien . Hubungan patron-klien memolakan dari atas bersifat memberi servis ekonomi, perlindungan, pendidikan informal, sedangkan dari bawah muatan moral dan sikap ketaatan dan komentar, kerja keras, disiplin, kejujuran,loyalitas, tanggung jawab, pengakuan, dan lain-lain (dapat diimplementasikan sebagai modal sosial).
Kusmiati
ReplyDeleteS0020 P2 058
Nonreg B zona Kolaka
Masyarakat maritim antara lain adalah kelompok nelayan beserta
kelompok lain yang terkait, serta kelompok orang-orang yang meskipun tidak berdomisili di
wilayah pantai atau pesisir tetapi menggantungkan kehidupannya kepada aktivitas
kemaritiman, seperti misalnya kelompok marinir, kelompok buruh bongkar muat
kapal/perahu di pelabuhan, para pelaku ekspedisi muatan kapal laut, para pelaku wisata
bahari, para pelaku industri dan jasa maritim (misal industri perkapalan yang meliputi
indusrti galangan kapal, penunjang galangan kapal, bangunan lepas pantai), dan sebagainya.
Secara umum sebenarnya semua kelompok masyarakat, baik yang merupakan pelaku
langsung berbagai aktivitas kemaritiman maupun para pelaku tidak langsung/para
pendukung dan pemerhati bidang kemaritiman dapat dikategorikan sebagai masyarakat
maritim. Namun, oleh karena luasnya pengertian tersebut, makalah ini hanya akan
memusatkan perhatian pada etnis maritim saja, khusunya Orang Laut atau Suku Bajau.
Nama= Linawati Samen
ReplyDeleteNIM= S.0020.P2.033
Mahasiswa Non Reguler Kelas Kendari 2020
Contoh masyarakat maritim adalah masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari aktifitas kemaritiman, seperti kelompok masyarakat nalayan, kelompok marinir, kelompok buruh bongkar muat kapal atau perahudi pelabuhan para pelaku ekspedisi muatan kapal laut, pelaku wisata bahari, pelaku industri dari jasa maritim seperti industri perkapalan dan sebagainya. Walaupun kelompok tersebut tdk berdomisili di daerah pesisir atau wilayah pantai tapi proses perputaran ekonomi dalam kehidupan masyarakat tersebut berasal dari dunia kemaritiman.
Nama:Lusiana Jeni
ReplyDeleteNIM:S0020.P2.063
Nonreg Zona Kolaka
Masyarakat maritim antara lain adalah kelompok nelayan beserta
kelompok lain yang terkait, serta kelompok orang-orang yang meskipun tidak berdomisili di
wilayah pantai atau pesisir tetapi menggantungkan kehidupannya kepada aktivitas
kemaritiman, seperti misalnya kelompok marinir, kelompok buruh bongkar muat
kapal/perahu di pelabuhan, para pelaku ekspedisi muatan kapal laut, para pelaku wisata
bahari, para pelaku industri dan jasa maritim (misal industri perkapalan yang meliputi
indusrti galangan kapal, penunjang galangan kapal, bangunan lepas pantai), dan sebagainya.
Secara umum sebenarnya semua kelompok masyarakat, baik yang merupakan pelaku
langsung berbagai aktivitas kemaritiman maupun para pelaku tidak langsung/para
pendukung dan pemerhati bidang kemaritiman dapat dikategorikan sebagai masyarakat
maritim. Namun, oleh karena luasnya pengertian tersebut, makalah ini hanya akan
memusatkan perhatian pada etnis maritim saja, khusunya Orang Laut atau Suku Bajau.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteDarmia
ReplyDeleteNim : S.0020.P2.016
Non reg kelas B zona kolaka
masyarakat maritim antara lain adalah kelompok nelayan beserta
kelompok lain yang terkait, serta kelompok orang-orang yang meskipun tidak berdomisili di
wilayah pantai atau pesisir tetapi menggantungkan kehidupannya kepada aktivitas
kemaritiman, seperti misalnya kelompok marinir, kelompok buruh bongkar muat
kapal/perahu di pelabuhan, para pelaku ekspedisi muatan kapal laut, para pelaku wisata
bahari, para pelaku industri dan jasa maritim (misal industri perkapalan yang meliputi
indusrti galangan kapal, penunjang galangan kapal, bangunan lepas pantai), dan sebagainya.
Secara umum sebenarnya semua kelompok masyarakat, baik yang merupakan pelaku
langsung berbagai aktivitas kemaritiman maupun para pelaku tidak langsung/para
pendukung dan pemerhati bidang kemaritiman dapat dikategorikan sebagai masyarakat
maritim. Namun, oleh karena luasnya pengertian tersebut, makalah ini hanya akan
memusatkan perhatian pada etnis maritim saja, khusunya Orang Laut atau Suku Bajau.
Reply
Nama : Milda pratiwi
ReplyDeleteNim :S.0020.P2.071
Non reg B kolaka
Salah satu unsur lain masyarakat maritim yaitu Masyarakat nelayan di mana kelompok masyarakat yang kehidupannya sangat tergantung pada sumber daya yang ada di dalam laut, karena hampir semua aktivitas kehidupan mereka berkaitan dan berhubungan dengan laut. Ciri khas kehidupan mereka adalah keras dan penuh resiko dalam mengarungi kehidupannya, yang senantiasa bertarung melawan badai, sengatan matahari, guyuran hujan dan dekapan angin malam yang dingin. Keadaan seperti ini lebih dirasakan oleh nelayan tradisional, dengan perahu sampannya berani mengarungi lautan luas, demi menghidupi diri dan keluarganya. Untuk tetap dapat bertahan hidup pada masa-masa sulit seperti itu, telah melahirkan sistem pengetahuan dan teknologi yang mampu menaklukkan ganasnya laut dan musim yang tidak bersahabat.
Orang Bajo merupakan satu dari sekian komunitas yang mengelola, memelihara dan memanfaatkan sumberdaya hayati laut berdasarkan norma-norma dan nilai-nilai budaya yang telah melembaga dan dipatuhi serta dipertahankan melalui pengendalian sosial (social control) oleh setiap komunitasnya berdasarkan sistem kepercayaan yang bersumber dari idigenous knowledge yang diwarisi dari generasi ke generasi.
Terimaksih.
Nama : Grace valentina waate
ReplyDeleteNim : S.0020.P2.034
Kelas: kolaka non reg.
Contoh masyarakat maritim adalah masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari aktifitas kemaritiman, seperti kelompok masyarakat nalayan, kelompok marinir, kelompok buruh bongkar muat kapal.
Laut memang merupakan media pemersatu karena melalui laut orang dari berbagai bangsa melakukan interaksi dengan berbagai macam aktivitas. Melalui laut orang dari berbagai bangsa menjalankan aktivitas perekonomian melalui “jasa” pelayaran antar benua atau antar pulau.
Sejak awal tarikh Masehi, laut Nusantara telah diramaikan oleh kapal-kapal dari berbagai penjuru dunia. Dengan sarana transportasi air itu, komoditi perdagangan dibawa dari satu tempat ke tempat lain untuk diperdagangkan.
Laut adalah ajang untuk mencari kehidupan bagi kedua kelompok masyarakat. Dari laut dapat dieksploitasi sumber daya biota dan abiota, serta banyak kegiatan kemaritiman yang menjanjikan dan memesona. Inilah yang mendorong kedua kelompok masyarakat itu menuju laut. Pada mulanya bertujuan mencari hidup dan mempertahankan hidup, pada akhirnya bertujuan mengembangkan kesejahteraan, atau dengan kata lain membangun kejayaan dan kekayaan dari kegiatan kemaritiman. Fenomena ini pada akhirnya membentuk karakter bangsa pelaut, seperti lahirnya Kadtuan rwijaya, Kerajaan Mlayu, Kerajaan Majapahit, Kerajaan Makassar.
Terima kasih....
Amriyani Amir
ReplyDeleteS.0020.P2.005
Menurut saya contohnya adalah masyarakat bajo Orang Bajo merupakan satu dari sekian komunitas yang mengelola, memelihara dan memanfaatkan sumberdaya hayati laut berdasarkan norma-norma dan nilai-nilai budaya yang telah melembaga dan dipatuhi serta dipertahankan melalui pengendalian sosial (social control) oleh setiap komunitasnya berdasarkan sistem kepercayaan yang bersumber dari idigenous knowledge yang diwarisi dari generasi ke generasi
Masyarakat nelayan Bajo yang bermukim di Kelurahan Bajoe, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, tentunya tidak bisa mengabaikan pengetahuan yang berhubungan dengan lingkungan laut. Seperti pengetahuan tentang gejala alam (tentang musin, bulan, bintang, gugusan karang dan tanda-tanda lain yang akan terjadi. Semua ini sangat membantu pekerjaan mereka dalam menangkap ikan dan biota laut lainnya. Semua tanda-tanda gejala alam tersebut dapat menjadi pedoman atau petunjuk bagi orang-orang Bajo. Mereka belajar dari lingkungan laut, bahkan dapat dikatakan alam lingkungan laut itulah yang membentuk persepsi dan kearifan lokal mereka. Tanpa pengetahuan tersebut, niscaya akan sulit bagi orang-orang Bajo untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam menangkap ikan dan biota laut lainnya. Bahkan mungkin saja akan menimbulkan kegagalan atau bencana bagi orang Bajo, seperti tidak membawa hasil, tenggelam di laut, tersesat, dibawa arus.
Sejalan dengan perkembangan modernisasi, sistem pengetahuan berkembang dalam lingkup lokal, menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat. Dalam perkembangannya senantiasa melibatkan inovasi internal dan pengaruh eksternal guna menyesuaikan kondisi kekinian. Perkembangan sistem pengetahuan dan teknologi yang makin pesat itu, tidak berarti akan menggiurkan semua orang atau masyarakat nelayan untuk menerima dan menerapkan teknologi modern tersebut, akan tetapi ada sekelompok orang atau masyarakat nelayan yang masih tetap mempertahankan cara-cara dan teknologi yang mereka miliki dalam memanfaatkan sumberdaya alam di sekitarnya, misalnya nelayan Bajo dan nelayan Bugis-Makassar. Semuanya ini masih tetap mempertahankan sistem pengetahuan tradisional mereka dalam memanfaatkan sumberdaya laut demi kelangsungan hidupnya. Untuk mempertahankan hal tersebut perlu senantiasa dilakukan pengkajian tentang pengetahuan tradisional nelayan Bajo, agar tetap eksis sebagai salah satu muatan lokal dalam pembentukan karakter dan jati diri bangsa
Nama : Ulfiati Idrus
ReplyDeleteNim : S.0020.P2.127
Kelas B Zona Kolaka
Indonesia merupakan negara pesisir. Mayoritas masyarakat peisisir adalah masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan dengan hidup serba keterbatasan. Salah satu contoh masyarakat pesisir lainnya adalah suku Bajo di Desa Sulaho kec. Lasusua kab. Kolaka Utara mempertahankan kelangsungan hidup sebagai nelayan.
Pada hubungan terhadap sesama masyarakat, Suku bajo di desa sulaho mencari ikan dengan cara yang masih terbilang tradisional, seperti memancing, memanah, dan menjaring ikan.
Ikan-ikan tersebut nantinya di jual kepada penduduk sekitar pesisir atau lintas kampung terdekat. Jika hasil tangkapan tidak laris pada kondisi finansial maka tidak sedikit di antara mereka melakukan pertukaran hasil nelayan dengan barang (barter) sesama pedagang, misalnya ikan dengan sayur, ikan dengan buah-buahan dan lain sebagainya.
Masyarakat suku bajo dalam melakukan aktifitas sehari-hari melakukan sistem pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin di mana kaum pria berperan sebagai nelayan atau mencari ikan di laut. Sedangkan kaum wanita di samping bertugas urusan dapur juga sebagai penjual hasil tangkapan di pasar-pasar.
Pada hubungan terhadap pemerintah dalam kondisi ini, dalam hal keterbatasan baik pendidikan, ekonomi, bahkan sosial. Masyarakat pesisir suku bajo sangat membutuhkan perhatian pemerintah setempat. Untuk inovasi alat/sarana, peningkatan hasil nelayan dan mediasi pemerintah untuk perluasan (ekspansi) penjualan hasil tangkapan dengan harga yang lebih tinggi dan ekonomis. Akan tetapi, sampai saat ini antara masyarakat pesisir suku bajo dan pemerintah terjadi kekosongan (vacuum relation). Di tambah akses wilayah yang sulit, sehingga masyarakat pesisir suku Bajo terisolasi di tengah-tengah kecukupan desa yang ada di Desa Sulaho, Kecamatan Lasusua, Kabupaten Kolaka Utara
Nama:Nurbaya
ReplyDeleteNim:S.0020.P2.093
Kelas Non reg.kolaka
Setiap kebudayaan dan masyarakat di dunia, tidak terkecuali kebudayaan dan masyarakat maritim, cepat atau lambat pasti mengalami dinamika / perkembangan. Dinamika tersebut meliputi wujud-wujud teknologi dan benda/karya, perilaku dan kelembagaan, sistem-sistem budaya kognitif/mental, etos/sikap kepribadian. Menjadi kenyataan pula bahwa biasanya dalam dinamika ada tradisi bertahan (continuety), ada elemen-elemen dan tatanan inti (struktur elementer) bertahan, yang dalam banyak hal justru ditopang oleh atau menopang proses dinamika itu sendiri. Proses dinamika dan bertahannya tradisi akan mempengaruhi situasi dan kondisi sosial ekonomi serta lingkungan sumberdaya alam dimanfaatkannya.
Dalam masyarakat maritim, termasuk di Indonesia, telah tumbuh berbagai sektor dan subsektor ekonomi kemaritiman baru yang memunculkan segmen-segmen atau kategori-kategori sosial seperti petambang, pekerja industri, pengelola dan karyawan wisata, marinir,akademisi/peneliti, birokrat, dan lain-lain. Tumbuh kembangnyasektor-sektor ekonomi dan jasa dengan segmen-segmen masyarakat maritim tersebut memerlukan dan diikuti dengan perkembangan dan perubahan-perubahan kelembagaannya menjadi wadah dan regulasinya. Tumbuhnya sektor-sektor ekonomi baru dan berkembangnya sektor-sektor ekonomi kemaritiman lama, terutama perikanan dan pelayaran, tampak dalamperkembangan dan perubahan-perubahan teknologi, perubahan struktural, dan sistem-sistem budaya kemaritiman (pengetahuan, gagasan, kepercayaan, nilai, norma/aturan). Gambaran tentang fenomena dinamika sosial budaya maritim berikut menggunakan kasus desa-desa Nelayan Bugis, Bajo dan Makasar di Sulawesi Selatan (sumber data/informasidiperoleh dari berbagai hasil penelitian lapangan).
Kelompok Masyarakat yang dapat dikategorikan sebagai etnis maritim adalah suku bajo yang antara lain mendiamai perairan di sebelah timur Selat Makassar, pantai timur Kalimantan, Pulau Alor dan sekitarnya, Kepulauan Bangai, Kepulauan Togian di Teluk Tomini, Kepulauan Bacan, Kepulauan Sulu dll. Suku Orang laug di Selat Malaka dan perairan sumatera timus, sekitar Pulau Belitung (dikenal dengan sebutan Orang Among Sewang) dan orang Laut disekitaran pulau bangka yang dikenal dengan sebutan orang sekak.
Nama:TUtiyanti
ReplyDeleteNim: S.0020.126
Masyarakat pesisir merupakan sekelompok masyarakat di pengaruhi oleh laut baik sebagaian besar atau pun seluruh kehidupanya,mata pencaharian di daerah pesisir adalah nelayan,walaupun terdapat mata pencaharian di luar nelayan,seperti pegawai,pemilik warung,kontraktor,dan masih banyak usaha lainya.
Nama : Febrianti
ReplyDeleteNim : S.0020.P2 020
Kelas B Non Reg. Zona Kolaka
Masyarakat maritim antara lain adalah kelompok nelayan beserta
kelompok lain yang terkait, serta kelompok orang-orang yang meskipun tidak berdomisili di
wilayah pantai atau pesisir tetapi menggantungkan kehidupannya kepada aktivitas
kemaritiman, seperti misalnya kelompok marinir, kelompok buruh bongkar muat
kapal/perahu di pelabuhan, para pelaku ekspedisi muatan kapal laut, para pelaku wisata
bahari, para pelaku industri dan jasa maritim (misal industri perkapalan yang meliputi
indusrti galangan kapal, penunjang galangan kapal, bangunan lepas pantai), dan sebagainya.
Secara umum sebenarnya semua kelompok masyarakat, baik yang merupakan pelaku
langsung berbagai aktivitas kemaritiman maupun para pelaku tidak langsung/para
pendukung dan pemerhati bidang kemaritiman dapat dikategorikan sebagai masyarakat
maritim. Namun, oleh karena luasnya pengertian tersebut, makalah ini hanya akan
memusatkan perhatian pada etnis maritim saja, khusunya Orang Laut atau Suku Bajau.
Nama: Desy
ReplyDeleteNim : S 0020 P2 019
Non Reg. Kelad B Kolaka
Masyarakat maritim antara lain adalah kelompok nelayan beserta
kelompok lain yang terkait, serta kelompok orang-orang yang meskipun tidak berdomisili di
wilayah pantai atau pesisir tetapi menggantungkan kehidupannya kepada aktivitas
kemaritiman, seperti misalnya kelompok marinir, kelompok buruh bongkar muat
kapal/perahu di pelabuhan, para pelaku ekspedisi muatan kapal laut, para pelaku wisata
bahari, para pelaku industri dan jasa maritim (misal industri perkapalan yang meliputi
indusrti galangan kapal, penunjang galangan kapal, bangunan lepas pantai), dan sebagainya.
Secara umum sebenarnya semua kelompok masyarakat, baik yang merupakan pelaku
langsung berbagai aktivitas kemaritiman maupun para pelaku tidak langsung/para
pendukung dan pemerhati bidang kemaritiman dapat dikategorikan sebagai masyarakat
maritim. Namun, oleh karena luasnya pengertian tersebut, makalah ini hanya akan
memusatkan perhatian pada etnis maritim saja, khusunya Orang Laut atau Suku Bajau.
Terima Kasih...
Rahmi jaya abadi
ReplyDeleteNim S,0020.P2.096
Kelas nonreg B zona kolaka
Salah satu unsur lain masyarakat maritim yaitu Masyarakat nelayan di mana kelompok masyarakat yang kehidupannya sangat tergantung pada sumber daya yang ada di dalam laut, karena hampir semua aktivitas kehidupan mereka berkaitan dan berhubungan dengan laut. Ciri khas kehidupan mereka adalah keras dan penuh resiko dalam mengarungi kehidupannya, yang senantiasa bertarung melawan badai, sengatan matahari, guyuran hujan dan dekapan angin malam yang dingin. Keadaan seperti ini lebih dirasakan oleh nelayan tradisional, dengan perahu sampannya berani mengarungi lautan luas, demi menghidupi diri dan keluarganya. Untuk tetap dapat bertahan hidup pada masa-masa sulit seperti itu, telah melahirkan sistem pengetahuan dan teknologi yang mampu menaklukkan ganasnya laut dan musim yang tidak bersahabat.
Orang Bajo merupakan satu dari sekian komunitas yang mengelola, memelihara dan memanfaatkan sumberdaya hayati laut berdasarkan norma-norma dan nilai-nilai budaya yang telah melembaga dan dipatuhi serta dipertahankan melalui pengendalian sosial (social control) oleh setiap komunitasnya berdasarkan sistem kepercayaan yang bersumber dari idigenous knowledge yang diwarisi dari generasi ke generasi.
Nama: syaiful akbar
ReplyDeleteNim: S.0020.P2.065
Kls A wilayah kendari
Bismillah
Masyakat maritim di pahami sebagai kesatuan-kesatuan hidup manusia berupa kelompok-kelompok kerja(termaksud satuan tugas),komunitas sekampung atau sedesa,kesatuan suku bangsa,kesatuan administratif,berupa kecamatan,provinsi,bahkan bisa merupakan negara atau kerajaan,yang sebagian besar masyakatnya menggantungkan hidupnya,kerja dan mencari nafkah hanya di laut..masyarakat maritim bekerja sebagai menambak,nelayan dan profesi lainnya yang tdk terlepas dari lautan..di indonesia sangat banyak suku2 yang termaksud dan bahkan suku ini sudah di kenal ber abad2 lamanya sebagai suku yg bermukim di laut..salah satu contohnya adalah suku bajo..
Nama : Amalia Ramadhani
ReplyDeleteNIM : S.0020.P2.004
Kelas Non Reg B Kolaka
Orang Bajo memandang laut sebagai milik bersama, dengan kata lain laut dapat dimanfaatkan oleh siapa saja yang ingin mencari penghidupan. Laut merupakan sebagai bagian integral dalam kehidupan nelayan orang Bajo,dan mereka lahir,hidup dan mati di atas air laut. Sejak dahulu hingga generasi sekarang,dimana laut merupakan sumber kehidupan ekonomi keluarga pada msyarakat nelayan orang Bajo. Belum ada alternatif lain sebagai sumber kehidupan ekonomi selain dari sumber daya laut. Oleh karena itu,laut dianggap segala-galanya. Pandangan ini merupakan suatu bentuk umum yang dianut oleh semua nelayan di Sulawesi-Selatan. Dengan demikian,mekanisme kontrol terhadap wilayah perairan dapat dilakukan oleh semua orang yang berkepentingan dengan laut.Implikasi perilaku dari pandangan ini, dapat dilihat dari kesedian mereka menerima nelayan pendatang dari luar, seperti dari Takalar,Pulau Sembilan dan pulau-pulau lainnya yang terletak di Selat Makassar, untuk menangkap ikan di kawasan Teluk Bone. Demikian pula dengan aktivitas penangkapan ikan oleh nelayan lokal dengan melakukan penangkapan ikan di daerah lain, seperti daerah perairan Taka Bonerate (Selayar), Sulawesi Tenggara, Maluku. Irian Jaya, bahkan sampai di Nusa Tenggara Timur.
Laut sebagai sehe berarti laut adalah sahabat yang senantiasa menemani kehidupan orang Bajo. Laut akan senantiasa memberikan sesuatu yang diharapkan oleh orang Bajo sesuai aktivitasnya masing-masing. Laut sebagai sehe kepada setiap orang Bajo tidaklah selalu sama banyak yang dapat diperoleh tergantung dari usaha dan rezeki orang itu sendiri. Demikian pula halnya fenomena-fenomena alam, seperti datangnya sisiapu (badai) dan ombak besar dan sulili (pusaran air). Hal ini tidak diartikan sebagai musuh, tetapi merupakan ujian kesetian bagi sahabatnya yang senantiasa mengunjungi dan bergaul setiap hari.
Laut sebagai tabar (obat) berarti laut menyimpan berbagai ramuan untuk dijadikan obat guna menyembuhkan berbagai penyakit, baik penyakit yang diderita pada saat melaut maupun sedang berada di darat atau di rumah. Misalnya, ketika orang Bajo sedang melaut, tiba-tiba merasa sakit, apalagi diyakini rasa sakit itu muncul sebagai kehilafan atau kesalahan akibat pantangan yang berkaitan dengan etika di laut, maka obatnya adalah air laut itu sendiri. Caranya, adalah air diambil kemudian dimandikan kepada si sakit.
Laut sebagai anudinta’ (makanan) berarti sumber makanan untuk kebutuhan sehari-hari orang Bajo. Dalam pengertian ini, orang Bajo sangat menggantungkan harapannya pada sumberdaya laut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Segala potensi sumberdaya laut, baik berupa biota maupun yang tidak hidup (seperti, batu karang) diupayakan untuk dimanfaatkan sebagai kebutuhan hidupnya. Namun demiukian, upaya pemanfaatan sumberdaya laut tersebut, kadang kala sudah tidak sesuai dengan kaidah nilai-nilai leluhurnya,seperti penggunaan alat tangkap destruktif (bom ikan, bius ikan) yang konsekuensinya dapat merusak ekosistem laut.
Laut sebagai lalang (prasarana transportasi) artinya sarana jalan untuk dilalui, bagi orang Bajo dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari sebagai nelayan. Demikian pula untuk menuju ke tempat-tempat lain di luar desa atau kampungnya. Seperti dipahami bersama, bahwa orang Bajo hidupnya berada di atas air, atau berada di pesisir pantai dan pulau-pulau yang selalu bersentuhan dengan laut, maka setiap langkah dan jalannya senantiasa melalui jalur laut. Dengan demikian, laut merupakan sarana yang sangat vital untuk dilalui setiap hari dalam melakukan aktivitasnya.
terima kasih
Nama:Ariamus Toding
ReplyDeleteNim:S.00.20.P2.012
Salam Sehat For all
Sebagai sebuah negara perairan dengan wilayah yang sangat luas, sebagian penduduk
Indonesia tersebar di berbagai kawasan pesisir. Diperkirakan ada sekitar 40 (empat puluh)
juta orang penduduk, tersebar di 4.735 desa pesisir yang sebagian di antaranya terletak di wilayah perkotaan. Masyarakat pesisi yang terkenal di sulawesi tenggara dalah masyarakat suku bajo. mereka mendirikan rumah diatas air sepanjang pesisir dan menggunakan perahu sebahai alat transportasi utama dan perahu juga sebagai armada untuk mencari reseki dilaut dan juga sebagai alat tansportasi bahan bahan lain yang digunaka seperti membeli bahan pokok, bahan bangunan dll
Nama: Rosmilah
ReplyDeleteNim : S.0019.P2.104
Non reg Kls B Kolaka
Masyarakat maritim antara lain adalah kelompok nelayan beserta
kelompok lain yang terkait, serta kelompok orang-orang yang meskipun tidak berdomisili di
wilayah pantai atau pesisir tetapi menggantungkan kehidupannya kepada aktivitas
kemaritiman, seperti misalnya kelompok marinir, kelompok buruh bongkar muat
kapal/perahu di pelabuhan, para pelaku ekspedisi muatan kapal laut, para pelaku wisata
bahari, para pelaku industri dan jasa maritim (misal industri perkapalan yang meliputi
indusrti galangan kapal, penunjang galangan kapal, bangunan lepas pantai), dan sebagainya.
Namun, oleh karena luasnya pengertian tersebut, makalah ini hanya akan
memusatkan perhatian pada etnis maritim saja, khusunya Orang Laut atau Suku Bajo
Nama: Yusuf Karim
ReplyDeleteNim: S.0019.P2.132
Kelas B Non reg Kolaka
Secara umum semua kelompok masyarakat baik yang merupakan pelaku langsung berbagai Aktivitas kemaritiman atau para pelaku tidak langsung bidang kemaritiman dapat di kategorikan sebagai masyarakat Maritim,terdiri dari Nelayan pemilik,buruh nelayan,pembudidaya ikan dan organisme laut lainnya,pedagang ikan,pengolah ikan.Dalam bidang Non Perikanan maayarakat pesisir bisa terdiri dari Penjual jasa transportasi dan lain lain.
Nama:Aan Novia
ReplyDeleteNim:S.0020.P2.001
Kelas non reg Kendari 2020
masyarakat lain yang menjadi unsur masyarakat maritim adalah mereka yang memanfaatkan Sumber ekonomi dari kelautan/maritim yang berpusat diberbagai sektor dan saling berhubung satu sama lainnya, salah satunya adalah buruh bongkar muat kapal tambang mandio kec.molawe Konawe Utara sebagian kecil warga disana yang melakukan aktifitas nelayan namun disekitar wilayah tersebut selebihnya mengantungkan hidup dipertambang,wisata permandian taipa dan pudonggala adalah mereka yang notabene tidak bermukim di sekitaran pesisir pantai namun memanfaatkan sumber daya laut yang ada,membeli hasil tangkapan nelayan ,mendirikan Tambak ikan di tengah laut dan diolah oleh masyarakat pesisir setempat.
Nama :Marwana
ReplyDeleteNim :S.0020.P2.067
Non reg kls B kolaka
Bismillah
Masyarakat maritim antara lain adalah kelompok masyarakat yang menggangtungkan hidupnya pada sumber daya yang adavdi laut seprti kelompok nelayan,serta kelompok orang-orang yang meskipun tidak berdomisili di wilayah pantaibatau pesisir.
Secara umum sebenarnya semua kelompok masyarakat baik yang merupakan pelaku langsung berbagai aktivitas kemaritiman
Masyarakat maritim bekerja sebagai menambak,nelayan,dan profesi lainnya yang tidak terlepas dari laut,suku bajo adalah salahbsatu suku yang mengelolah,memelihara dan memanfaatkan sumber daya yang ada dilaut,yang kesehari-hariannya sebagai nelayan
Terima kasih 🙏🙏🙏
Salam sehat....
ReplyDeleteNama : Jami Samperompon
Nim : S.0020.P2.050
Non Reg zona Kolaka
Masyarakat bahari/maritim dipahami sebagai kesatuan-kesatuan hidup manusia berupa kelompok-kelompok kerja (termasuk satuan-satuan tugas), komunitas sekampung atau sedesa, kesatuan suku bangsa, kesatuan administratif, berupa kecamatan, provinsi, bahkan bisa merupakan negara atau kerajaan, yang kehidupan ekonominya pada pemanfaatan sumber daya laut dan jasa laut.
Contoh lain dari masyarakat maritim selain masyarakat pesisir adalah Komunitas nelayan Bugis, Bajo, dan Makassar yang dikenal dengan istilah Po(u)nggawa-Sawi. Struktur inti/elementer kelompok organisasi ialah P.Laut atau juragan sebagai pemimpin pelayaran dan pemilik alat produksi. Pola hubungan kelompok P.Sawi ialah patron-client.
Nama : Marlen magdalena sumilat
ReplyDeleteNim : S.0020.P2.065
Mahasiswa Non Reg Kelas B(Kolaka)
Semua Masyarakat Indonesia termasuk masyarakat maritim, karena penduduk negara kepulauan pada umumnya memiliki wawasan atau gambaran dunia laut yang luas,pulau pulau besar dan kecil yang berada di lautan tersebut.Penduduk dengan keragaman etnis menghuni pulau pulau yang berjejer dari sabang sampai merauke,selain itu Masyarakat Yang bisa dikategorikan Sebagai masyarakat maritim antara lain adalah kelompok nelayan beserta kelompok lain yg terkait,serta kelompok orang orang yang meskipun tidak berdomisili diwilayah pantai atau pesisir tetapi menggantungkan kehidupannya kepada laut.
Sekian dan trm kasih.
Ggg
ReplyDeleteNur Alim
ReplyDeleteS.0020.P2.089
Nonreg 2020 Kendari
Orang Laut merupakan suku bangsa yang bertempat tinggal di dalam perahu serta hidup mengembara di perairan Provinsi Riau dan pantai Johor Selatan. Di berbagai wilayah di Indonesia, Orang Laut masih merupakan komunitas yang koheren. Mereka adalah kelompok-kelompok kecil yang tersisa dan cukup beranekaragam, tetapi semuanya hidup bersimbiosis dengan laut. Dari lautlah mereka mendapatkan semua bahan makanan. Dalam sejarah perekonomian Indonesia, Orang Laut pernah memainkan peran penting. Mereka adalah para pedagang tripang dan sarang burung walet yang merupakan produk ekspor bernilai tinggi. Kecuali itu mereka juga pernah mengambil bagian dalam aktivitas pelayaran antar pulau dengan perahu-perahu layar mereka, dan hingga kini sebagian besar dari mereka tetap merupakan nelayan-nelayan yang gigih. Artinya, mereka juga ikut menopang perekonomian Indonesia.
Kelompok Masyarakat yang dapat dikategorikan sebagai etnis maritim adalah suku bajo yang antara lain mendiamai perairan di sebelah timur Selat Makassar, pantai timur Kalimantan, Pulau Alor dan sekitarnya, Kepulauan Bangai, Kepulauan Togian di Teluk Tomini, Kepulauan Bacan, Kepulauan Sulu dll. Suku Orang laug di Selat Malaka dan perairan sumatera timus, sekitar Pulau Belitung (dikenal dengan sebutan Orang Among Sewang) dan orang Laut disekitaran pulau bangka yang dikenal dengan sebutan Orang Sekak
Nama: Rusman Farid
ReplyDeleteNIM: S.0020.P2.053
Kelas Nonreg A Kendari
Bismillahirahmanirahim
Masyarakat pesisir merupakan salah satu unsur dalam masyarakat maritim, namun selain masyarakat yang tinggal di pesisir masih ada masyarakat lain yang menjadi unsur masyarakat maritim. Bisakah anda sebutkan contohnya?
---
seperti yang sudah dijelaskan bahwa Masrakat Maritim merupakan sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri, cukup lama hidup bersama, mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama, dan melakukan sebagian besar kegiatannya di dalam kelompok tersebut ( Horton et. Al,1991.
selain masyarakat pesisir, ada juga unsur masyarakat lain yang manjadi bagian dari masyarakat maritim antara lain. masyarakat nelayan dan buruh pelabuha.
Nama:hamka
ReplyDeleteNon reg 2020 kelas A
Salah satu contohx adalah suku bajau atau suku bajo dan suku sama merukapan salah satu suku bangsa indonesia yang hidup nomaden di atas perairan laut.
Tak heran banyak masyarakat yang menjulukinya dengan sebutan gipsi laut.
Masyarajat suku bajo atau suku bajau pada umumnya mendiami wilayah pesisir dan berprofesi sebagai nelayan yaitu yang secara aktif melakukan kegiatan menangkap ikan,baik secara langsung atau pun secara tidak langsung.
Suku bajo atau suku bajau yg mendiami wilayah pesisir yang berada di indonesia telah mengalami adaptasi budaya dengan masyarakat lokal dan sebagian suku bajo juga tidak lagi nomaden,mereka hidup menetap di wilayah pesisir pantai dengan hunian sederhana yang layak di tempati.
Nama : Anwar
ReplyDeleteNim : S.0020.P2.005
Kelas: A Non Reguler 2020 Kendari
Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang bertempat tinggal di daerah pantai yang sebagian besar merupakan nelayan memiliki karakteristik yang berbeda dengan masyarakat lainnya.
Perbedaan ini di karenakan keterkaitan erat dengan karakteristik ekonomi wilayah, latar belakang budaya dan ketersediaan sarana dan prasarana.
Pada umum nya masyarakat pesisir memiliki budaya yang berorientasi selaras dengan alam seingga teknologi memanfaatkan sumber daya alam adalah teknologi adaptif dengan kondisi pesisir.
Nofrayanti
ReplyDeleteS.0020.P2.044
Nonreg kls A (Kendari) 2020
Salah satu contohnya yaitu pada masyarakat pesisir pantai utara Papua. Letak pesisir utara Papua sangat strategis berada di Selatan Samudera Pasifik serta menjadi jalur pelayaran yang menghubungkan barat dengan timur Pulau New Guinea.
Pesisir pantai utara Papua meliputi Nabire, Waropen, Memberamo Raya, Sarmi, Jayapura, dan pulau-pulau di utara Papua.
Masyarakat pantai utara Papua sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan. Mereka menggunakan perahu sebagai alat transportasi dalam mencari ikan. Pada masyarakat pesisir utara Papua, mencari ikan memang merupakan mata pencaharian pokok yang sama pentingnya dengan mencari sagu.
Nama : Andi Irman
ReplyDeleteNim : S.0020.P2.003
SI keperawatan nonreguler 2020
Kelas : A Kendari
Contoh masyarakat lain yang menjadi masyarakat Maritim adalah Masyarakat Bajo, dimana masyarakat ini berasal dari Bajoe (Sulawesi Selatan), perpindahan dari Bajoe Sulawesi Selatan menuju pesisir ini tepatnya pada tahun 1960-an, hal ini didasarkan untuk memperbaiki taraf hidup. Seperti yang di paparkan salah satu responden bahwa ketika mereka meninggalkan kampung Bajoe tahun 1960-an pertama-tama mereka menempati daerah pesisir pantai dan di atas air akan tetapi akibat desakan pemerintah daerah sehingga mereka terpaksa meninggalkan daerah pesisir dan diatas air menuju daratan sebagai tempat permukiman baru mereka
Proses perpindahan orang Bajo dari daerah asal Bajoe, juga tidak lain disebabkan karena daerah tujuan sangat menjajakan untuk mengembangkan kehidupan maritim.
Pemanfaatan ruang secara keseluruhan di Desa Lemo Bajo didominasi oleh lahan perkebunan dan hutan yaitu seluas 1514,24 ha (97,56%), luas lahan untuk perumahan yaitu. 37,75 (2,44%) ha. Pada mulanya masyarakat suku Bajo yang hidup di daerah tersebut menempati laut sebagai kawasan tempat tinggal mereka, namun pada tahun 1980-an pemerintah menganjurkan masyarakat suku Bajo tersebut untuk tinggal di darat yang lahannya sudah disediakan oleh pemerintah.
Faktor kebiasaan masyarakat suku Bajo yang tidak bisa meninggalkan laut sebagai tempat tinggal perlahanlahan turun ke pesisir laut dan membangun rumah sebagai tempat tempat tinggal mereka. Jenis kegiatan di zona pemukiman berdasarkan penggunaan lahan yang mempengaruhi pengembangan lahan di klasifikasikan pemanfaatan ruang pada pemukiman pesisir. Kegiatan penggunaan lahan di kawasan pemukiman di Desa Lemo Bajo cenderung dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menjemur hasil laut.
Pemanfaatan lahan di Desa Lemo Bajo direncanakan dengan melihat kegiatan penggunaan lahan. Penggunaan lahan yang dominan adalah kegiatan menjemur hasil laut antara lain ikan dan rumput laut.
Ramla Sari
ReplyDeleteS.0020.P2.098
Etnis Maritim adalah suatu kelompok Masyarakat yang diikat oleh kesatuan tempat tinggal, asal usul, adat istiadat dan bahasa yang pada umumnya menggantungkan sepenuhnya atau sebagian besar kehidupan ekonominya pada pemanfaatan sumber daya laut.
kelompok masyarakat yang dapat di kategorikan sebagai etnis masyarakat maritim adalah suku bajo dan suku orang laut.
Kelompok masyarakat yang dapat di kategorikan sebagai komunitas masyarakat maritim adalah kelompok nelayan,komunitas pedagang ikan, komunitas pengolah hasil laut, komunitas pelayar baik perusahaan maupun pekerja transportasi laut, komunitas pembuat perahu dan lain-lain.
Kelompok nelayan beserta kelompok yang terkait serta kelompok orang-orang yang meskipun tidak berdomisili di wilayah pantai atau pesisir tetapi menggantungkan hidupnya kepada aktivitas kemaritiman seperti misalnya kelompok marinir, kelompok buruh bongkar muat kapal/perahu dipelabuhan, para pelaku ekspedisi muatan kapal laut, para pelaku wisata bahari,para pelaku industri galangan kapal, para pelaku industri dan jasa maritim seperti industri perkapalan,yang meliputi industri galangan kapal, penunjang galangan kapal, dan bangunan lepas pantai.
Nama : Juhartini
ReplyDeleteNim : S.0020.P2.053
Contoh masyarakat maritim adalah pesisir utara papua
Letak pesisir utara papua sangat strategis berada diselatan samudera pasifik serta menjadi jalur pelayaran yang menghubungkan barat dengan timur pulau new guinea. Selain itu wilyah pesisir utara papua memiliki potensi alam yang sangat kaya yang menjadi sumber makanan penduduk setempat. Sumber makanan ini meliputi berbagai jenis kerang,ikan,udang,kepiting serta biota laut lainnya. Masyarakat pantai utara papua sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan.mereka menggunakan perahu sebagai alt transportasi dalam mencari ikan .
Nama :Nelce
ReplyDeleteNim :S.0020.P2.083
Non reg zona kolaka
Contoh lain masyarakat maritim selain masyarakat pesisir adalah masyarakat berbagai sektor dan subsektor ekonomi kemaritiman baru yang memunculkan segmen-segmen atau kategori-kategori sosial seperti petambang, pekerja industri, pengelola dan karyawan wisata, marinir,akademisi/peneliti, birokrat, dan lain-lain.
Tumbuh kembangnya sektor-sektor ekonomi dan jasa dengan segmen-segmen masyarakat maritim tersebut memerlukan dan diikuti dengan perkembangan dan perubahan-perubahan kelembagaannya menjadi wadah dan regulasinya. Tumbuhnya sektor-sektor ekonomi baru dan berkembangnya sektor-sektor ekonomi kemaritiman lama, terutama perikanan dan pelayaran, tampak dalam perkembangan dan perubahan-perubahan teknologi, perubahan struktural, dan sistem-sistem budaya kemaritiman (pengetahuan, gagasan, kepercayaan, nilai, norma/aturan). Gambaran tentang fenomena dinamika sosial budaya maritim berikut menggunakan kasus desa-desa Nelayan Bugis, Bajo dan Makasar di Sulawesi selatan.
Nama: Uut utiningsih
ReplyDeleteNim: S.0019.P2.128
Kelas B nonreg kolaka.
Masyarakat maritim merupakan yang bertempat tinggal di daerah pantai yang sebagian besar merupakan nelayan memiliki karakteristik yang berbeda dengan masyarakat lainnya.
Perbedaan ini dikarenakan erat dengan karakteristik ekonomi wilayah,Latar belakang budaya dan ketersediaan sarana dan prasarana penunjang,Pada umumnya masyarakat maritim budaya yang berpotensi selaras dengan alam sehingga teknologi memanfaatkan sumber daya alam adalah teknologi adentif.
Masyarakat maritim pada umumnya adalah beprofesi sebagai nelayan,dimana nelayan didalam ensiklopedia indonesia digolongkan sebagai pekerja,yaitu orang yang secara aktif melakukan kegiatan penangkapan ikan,baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Sehingga masyarakat maritim mengandalakan sumber daya alam laut untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka.
Trimakasih🙏
Nama : Mulyani
ReplyDeleteNim. : S 0020 .P2 .077
Non Reg zona kolaka
Contoh lain masyarakat marimtim selain masyarakat pesisir adalah masyarakat nelayan Bajo yang bermukim di Kelurahan Bajoe, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, tentunya tidak bisa mengabaikan pengetahuan yang berhubungan dengan lingkungan laut. Seperti pengetahuan tentang gejala alam (tentang musin, bulan, bintang, gugusan karang dan tanda-tanda lain yang akan terjadi. Semua ini sangat membantu pekerjaan mereka dalam menangkap ikan dan biota laut lainnya. Semua tanda-tanda gejala alam tersebut dapat menjadi pedoman atau petunjuk bagi orang-orang Bajo. Mereka belajar dari lingkungan laut, bahkan dapat dikatakan alam lingkungan laut itulah yang membentuk persepsi dan kearifan lokal mereka. Tanpa pengetahuan tersebut, niscaya akan sulit bagi orang-orang Bajo untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam menangkap ikan dan biota laut lainnya. Bahkan mungkin saja akan menimbulkan kegagalan atau bencana bagi orang Bajo, seperti tidak membawa hasil, tenggelam di laut, tersesat, dibawa arus.
Nama:kristina komma
ReplyDeleteNim:s.020.p2.059
Non reg zona kolaka
Kelompok Masyarakat yang dapat dikategorikan sebagai etnis maritim adalah suku bajo yang antara lain mendiamai perairan di sebelah timur Selat Makassar, pantai timur Kalimantan, Pulau Alor dan sekitarnya, Kepulauan Bangai, Kepulauan Togian di Teluk Tomini, Kepulauan Bacan, Kepulauan Sulu dll. Suku Orang laug di Selat Malaka dan perairan sumatera timus, sekitar Pulau Belitung (dikenal dengan sebutan Orang Among Sewang) dan orang Laut disekitaran pulau bangka yang dikenal dengan sebutan Orang Sekak.
Faktor kebiasaan masyarakat suku Bajo yang tidak bisa meninggalkan laut sebagai tempat tinggal perlahanlahan turun ke pesisir laut dan membangun rumah sebagai tempat tempat tinggal mereka. Jenis kegiatan di zona pemukiman berdasarkan penggunaan lahan yang mempengaruhi pengembangan lahan di klasifikasikan pemanfaatan ruang pada pemukiman pesisir. Kegiatan penggunaan lahan di kawasan pemukiman di Desa Lemo Bajo cenderung dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menjemur hasil laut.
Farib Sanjaya
ReplyDeleteS. 0020.P2.013
Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang tinggal dan melakukan aktifitas sosial ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya wilayah pesisir dan lautan. Dengan demikian, secara sempit masyarakat pesisir memiliki ketergantungan yang cukup tinggi dengan potensi dan kondisi sumber daya pesisir dan lautan. Masyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat (nelayan, pembudidaya ikan, pedagang ikan, dan lan-lain) yang hidup bersama-sama mendiami wilayah pesisir membentuk dan memiliki kebudayaan yang khas yang terkait dengan ketergantungannya pada pemanfaatan sumber daya pesisir.
Masyarakat pesisir termasuk masyarakat yang masih terbelakang dan berada dalam posisi marginal. Selain itu banyak dimensi kehidupan yang tidak diketahui oleh orang luar tentang karakteristik masyarakat pesisir. Mereka mempunyai cara berbeda dalam aspek pengetahuan, kepercayaan, peranan sosial, dan struktur sosialnya. Sementara itu dibalik kemarginalannya masyarakat pesisir tidak mempunyai banyak cara dalam mengatasi masalah yang hadir.
Ciri khas wilayah pesisir jika ditinjau dari aspek biofisik wilayah, ruang pesisir dan laut serta sumber daya yang terkandung di dalamnya bersifat khas sehingga adanya intervensi manusia pada wilayah tersebutdapat mengakibatkan perubahan yang signifikan, seperti bentang alam yang sulit diubah, proses pertemuan air tawar dan air laut yang menghasilkan ekosistem yang khas. Ditinjau dari aspek kepemilikan, wilayah pesisir dan laut serta sumberdaya yang terkandung di dalamnya sering memiliki sifat terbuka.
Ita Putri Parmawaty
ReplyDeleteNim. S.0020.P2.048
Assalamualaikum Wr.Wb.
Menurut saya selain masyarakat yang tinggal di pesisir yang bisa bekerja sebagai nelayan, dan petani (tambak, petani garam, petani rumput laut) masih ada masyarakat lain yang menjadi unsur dari masyarakat maritim. Mereka adalah para pelaut, penyelam, pedagang, penumpang, wisatawan (lokal/mancanegara), marinir, polairut, penjaga pantai dan prostitusi.
Demikian bu.. terima kasih🙏
Anggita Pratiwi
ReplyDeleteNIM :S.0020.P2.008
Dari kelas B nonreg Kolaka
Assalamu'alaikum wr. wb.
Masyarakat yang memiliki unsur masyarakat maritim adalah sekelompok masyarakat yang kehidupannya sangat bergantung pada sumber daya yang ada didalam laut, ciri khas kehidupan mereka adalah keras dan penuh resiko dalam mengarungi kehidupannya yang senantiasa bertarung melawan badai,sengatan matahari,guyuran hujan,dan angin malam yang dingin. Keadaan ini lebih dirasakan oleh nelayan tradisional dengan menggunakan perahu sampannya yang berani mengarungi lautan yang luas demi menghidupi diri dan keluarganya. Orang Bajo merupakan satu dari sekian komunitas yang mengelola, memelihara,dan memanfaatkan sumber daya hayati laut berdasarkan norma-norma dan nilai-nilai budaya yang telah diwarisi dari generasi ke generasi. Masyarakat nelayan Bajo bermukim di kelurahan Bajoe kecamatan Tanete Riattang timur kabupaten Bone.
Terimakasih 🙏
Nama: Rika Yanti
ReplyDeleteNIM: S.0020.P2.052
Kelas: A NonReg 2020 Zona Kendari
Di negara yang disebut Indonesia berdiam sebuah bangsa besar yang mendiami wilayah dan negara kepulauan, bangsa yang multikultur yang di dalamnya ada dua kelompok kehidupan, yaitu kelompok masyarakat yang mendiami wilayah pesisir dan kelompok masyarakat yang mendiami wilayah pedalaman. Secara sadar atau tidak, kedua kelompok masyarakat ini hidup dalam sebuah ketergantungan akan laut. Semuanya itu kembali pada konsep hidup dan kesadaran ruang hidup yang berasal dari heterogenitas tadi. Kemudian dalam sejarahnya, juga tercatat antagonis hasrat untuk saling mengendalikan dari kedua kelompok besar itu sendiri. Kelompok yang tinggal di darat berusaha untuk mengendalikan pesisir dengan segala upaya untuk mendapatkan hasil dari laut, dan juga sebaliknya.
Laut adalah ajang untuk mencari kehidupan bagi kedua kelompok masyarakat. Dari laut dapat dieksploitasi sumber daya biota dan abiota, serta banyak kegiatan kemaritiman yang menjanjikan dan memesona. Inilah yang mendorong kedua kelompok masyarakat itu menuju laut. Pada mulanya bertujuan mencari hidup dan mempertahankan hidup, pada akhirnya bertujuan mengembangkan kesejahteraan, atau dengan kata lain membangun kejayaan dan kekayaan dari kegiatan kemaritiman. Fenomena ini pada akhirnya membentuk karakter bangsa pelaut, seperti lahirnya Kadtuan Srwijaya, Kerajaan Melayu, Kerajaan Majapahit, Kerajaan Makassar.
Laut memang merupakan media pemersatu karena melalui laut orang dari berbagai bangsa melakukan interaksi dengan berbagai macam aktivitas. Melalui laut orang dari berbagai bangsa menjalankan aktivitas perekonomian melalui “jasa” pelayaran antar benua atau antar pulau. Sejak awal tarikh Masehi, laut Nusantara telah diramaikan oleh kapal-kapal dari berbagai penjuru dunia. Dengan sarana transportasi air itu, komoditi perdagangan dibawa dari satu tempat ke tempat lain untuk diperdagangkan.
Wawasan Nusantara adalah konsep politik bangsa Indonesia yang memandang Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah, meliputi tanah (darat), air (laut) termasuk dasar laut dan tanah di bawahnya dan udara di atasnya secara tidak terpisahkan, yang menyatukan bangsa dan negara secara utuh menyeluruh mencakup segenap bidang kehidupan nasional yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan. Memang kita tidak boleh lupa daratan, tetapi kita juga tidak boleh lupa laut. Sejarah bangsa ini sesungguhnya dimulai dari laut. Segala aktivitas kehidupan bangsa ini sejak awal penyebaran penghuni Nusantara terjadi di laut.
Nama : selfri L. Usman
ReplyDeleteNim : S.0020.P2.111
NON REG KELAS B KOLAKA
Asslamualaikum...
Di indonesia berdiam sebuah bangsa besar yang mendalami wilayah dan negara kepulauan,bangsa yang multikulture di dalamnya ada 2 kelompok kehidupan,yaitu kelompok masyarakat yang mendiami wilayah pesisir dan dan kelompok yang mendiami wilayah pedalaman.
Secara sadar dan tidak ke2 kelompok masyarakat ini hidup dalam sebuah ketergantungan akan laut.
Semua itu kbali pada konsep hidup dan ruang lingkup yang berasal dari heterogenitasi tadi.kemudian dam sejarah yg tercatat antagonis hasrat untuk saling mengendalikan diri ke 2 kelompok besar itusendiri.kelompok yang timggal d darat berusah untuk mengendalikan pesisir dgn segala upaya untuk mendapatkan hasil dari laut dan sebaliknya.
Diindonesia selain suku bajo terdapat suku papua yang letak pesisir utara papua sangat strategis berada diselatansamudera pasifik serta menjadi jalur pelayanan yang menghubungkan barat dgn timur pulau new guinea.
Selain itu wilayah pesisir utara papua memiliki potensi alam yang sangat kaya yang menjadi sumber makanan penduduk setempat misalnya jenis kerang,ikan,udang.kepiting,serta biota laut lainnya.
Masyarakat papua menggunakan perahu mereka untuk berbagai tujuan termasuk memencing pergi k kebun,mengunjungi ke tempat tempat terdekat untuk berdagang.
Sekian dan terimakasih.
Dharmawaty
ReplyDeleteNim S 0020 P2 020
Kelas B non reguler Kolaka
Salah satu contoh masyarakat pesisir lainnya masyarakat bajo
Lingkungan hidup yang sangat dekat dengan laut telah mendorong penduduk pantai untuk mengembankan cara hidup yang bersifat maritim, meskipun demikian tidak semua.
Penduduk di kawasan pesisir mampaatkan laut, untuk kelangsungan hidupnya pada pekerjaan yang berhubungan erat dengan laut, belum tentu bermukim di wilayah pantai atau pesisir.
Suku bajo merupakan salah satu masyarakat yang maritim yang terdapat di wilayah Sulawesi. suku bajo mengandalkan laut sebagai hal yang menunjang eknominya.suku bajo telah di kenal turun temurun mewarisi nenek moyang mereka dng menjalankan tugas sebagai melayang.
Anita
ReplyDeleteS. 0020.P2.009
Non Reg B Kelas Kolaka
Kehidupan sosial masyarakat yang berdomisili di wilayah pesisir Kabupaten Wakatobi tidak jauh berbeda dengan masyarakat non pesisir pada umumnya. Aktifitas sosial masyarakat pesisir terlihat melalui partisipasinya dalam pengelolaan sumber daya perairan laut, yang menjadi lahan ekonomi utama dalam kehidupan mereka. Hasil jerih payah (produksi perikanan) bukan hanya dinikmati oleh keluarga namun menjadi kebutuhan bagi seluruh masyarakat secara luas
Nunung Thoyyibah S 0020 P2 088
ReplyDeleteUnsur masyarakat maritim selain masyarakat pesisir adalah para pedagang, wisatawan, penumpang kapal , kru kapal,buruh bongkar muat pelabuhan, Nelayan, pengusaha pariwisata , pengusaha ekspor dan impor baik lokal, nasional dan internasional yg tentunya secara ekonomi dan kehidupan mereka tetap di pengaruhi oleh kondisi lautan.
Nunung Thoyyibah S 0020 P2 088
ReplyDeleteUnsur masyarakat maritim selain masyarakat pesisir adalah para pedagang, wisatawan, penumpang kapal , kru kapal,buruh bongkar muat pelabuhan, Nelayan, pengusaha pariwisata , pengusaha ekspor dan impor baik lokal, nasional dan internasional yg tentunya secara ekonomi dan kehidupan mereka tetap di pengaruhi oleh kondisi lautan.
NAMA : FITRIAH SUHERMAN
ReplyDeleteNIM : S.0020.P2.032
KELAS B REGULER B KOLAKA
Salah satu contoh masyarakat maritim yaitu Papua, Letak pesisir utara Papua sangat strategis berada di selatan Samudera Pasifik serta menjadi jalur pelayaran yang menghubungkan barat dengan timur Pulau New Guinea. Selain itu wilayah pesisir utara Papua memiliki potensi alam yang sangat kaya, yang menjadi sumber makanan penduduk setempat. Sumber makanan ini meliputi berbagai jenis kerang, ikan, udang, kepiting, serta biota laut lainnya. Wilayah pesisir utara Papua sejak masa prasejarah telah memiliki berbagai macam kontak yang ekstensif dengan berbagai macam budaya dari luar. Sekitar 3.000 tahun yang lalu penutur Austronesia dalam migrasinya ke pesisir utara Papua, membuat dan menggunakan perahu yang disesuaikan untuk pelayaran laut. Merekalah yang berhasil menemukan sistem cadik (penyeimbang di kiri dan kanan perahu) untuk mengatasi ganasnya ombak lautan. Masyarakat pantai utara Papua sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan. Mereka menggunakan perahu sebagai alat transportasi dalam mencari ikan. Laki-laki mencari ikan dengan cara memancing, menjala, memasang perangkap, menombak atau meracun air dengan akar tumbuh-tumbuhan. Sementara perempuan mencari kepiting, udang, dan kerang di muara sungai atau hutan bakau.Potensi besar sumber daya ikan dan non ikan di Sarmi telah lama dimanfaatkan secara tradisional. Salah satu contoh adalah Pulau Liki. Karena pengaruh adat yang sangat kuat, ada beberapa aturan adat yang melarang untuk mengambil hasil laut non ikan, seperti bia lola (Trocus niloticus), juga aturan yang tegas soal perusakan terumbu karang. Meskipun beberapa suku mengatur hak ulayat perairan laut, sekarang aturan adatnya mulai longgar dan tidak ada larangan bagi nelayan lain untuk mengambil ikan di zona yang masuk dalam wilayah adat.
Unsur masyarakat maritim selain masyarakat pesisir adalah para pedagang, wisatawan, penumpang kapal , kru kapal,buruh bongkar muat pelabuhan, Nelayan, pengusaha pariwisata , pengusaha ekspor dan impor baik lokal, nasional dan internasional yg tentunya secara ekonomi dan kehidupan mereka tetap di pengaruhi oleh kondisi lautan.
JAFARMADI. S.0020.P2.049. NON REG.B KOLAKA. Ass, Salah satu contoh indonesia adalah negara perairan terluas didunia sebagian mayoritas penduduknya tinggal dikawasan pesisir laut dan terkosentrasi diwilayah pantai.Salah satu diantaranya suku bajo yg merupakan masyarakat pesisir yang mengandalkan ekonominya sbg nelayan yg turun temurun mewarisi peninggalan nenek moyang mereka. Komunitas BAJO memanfaatkan sumber daya laut sebagai tulang punggung perekonomian untuk menopang kelangsungan hidup keluarga khususnya hajat orang banyak untuk kebutuhan masyarakat yg adil dan sejahtera. Sekian..
ReplyDeleteJAFARMADI. S.0020.P2.049. NON REG.B KOLAKA. Ass, Salah satu contoh indonesia adalah negara perairan terluas didunia sebagian mayoritas penduduknya tinggal dikawasan pesisir laut dan terkosentrasi diwilayah pantai.Salah satu diantaranya suku bajo yg merupakan masyarakat pesisir yang mengandalkan ekonominya sbg nelayan yg turun temurun mewarisi peninggalan nenek moyang mereka. Komunitas BAJO memanfaatkan sumber daya laut sebagai tulang punggung perekonomian untuk menopang kelangsungan hidup keluarga khususnya hajat orang banyak untuk kebutuhan masyarakat yg adil dan sejahtera. Sekian..
ReplyDeleteNama : yeni mulyani
ReplyDeleteNim : S. 0020. P2. 130
Kelas : A Non reguler (Kendari)
Masyarakat maritim adalah masyarakat yang perekonomiannya dan makanannnya di dominasi dari hasil atau sumber daya laut
Contohnya adalah suku bajo yang ada di sulawesi tenggara dimana suku bajo kebanyakan tinggal di laut dan mengandalkan hasil laut sebagai sumber makanan dan sumber pencarian untuk kebutuhan sehari-hari
Nama : Narti Wati
ReplyDeleteNim : S.0020.P2.042
Kelas : A Non Reguler Kendari
Salah satu contoh masyarakat maritim adalah masyarakat Baki yang mendiami perairan di sebelah timur Selat Makassar, pantai timur Kalimantan, Pulau Alor
dan sekitarnya, Kepulauan Banggai, Kepulauan Togian di Teluk Tomini, Kepulauan Bacan,
Kepulauan Sulu, dan lain-lain; suku Orang Laut di Selat Malaka dan perairan Sumatra
Timur, sekitar Pulau Belitung (dikenal juga dengan sebutan Orang Ameng Sewang) dan
Orang Laut di sekitar Pulau Bangka yang dikenal dengan sebutan Orang Sekak. Orang Laut
yang berlabuh dan mendiami pesisir pantai Kalimantan Selatan selanjutnya dikenal sebagai
Orang Banjar; yang mendiami pesisir pantai Sulawesi Selatan dikenal sebagai Orang Bugis;
yang mendiami Pulau Irian dikenal sebagai Orang Tabati; dan yang mendiami Pulau
Sumbawa, terutama di sekitar Nusa Tenggara Barat, dikenal sebagai Orang Mbojo. Selain
itu masih ada Suku Mandar, Makassar, Buton, Sangir, Talaud, dan Madura yang juga
dikenal sebagai etnis maritim.
Trimakasih🙏
Nama : Reski Fitria Ningsih
ReplyDeleteNim:S.0020.P2.051
Tentang nilai-nilai budaya maritim tersebut, tidak diasumsikan dianut dan diaplikasikan oleh kelompok atau komunitas masyarakat nelayan pada umumnya dan berlaku pada semua periode waktu atau masa. Sebaliknya, keberadaan sebagian besar unsur nilai budaya maritim tersebut bersifat kontekstual. Misalnya, keberanian dan kepetualangan, keketatan organisasi kerjasama, etos ekonomi yang tinggi, wawasan kelautan, multikulturalisme, nasionalisme, dan sikap keterbukaan, banyak dimiliki nelayan dan pelayar Bugis dan Makassar dengan kelembagaan P-Sawi; sikap hemat/efisien dalam pemanfaatan uang dimiliki kebanyakan dimiliki komunitas nelayan Dufadupa (Ternate) dengan kelembagaan arisan, menabung, ke-Dibodibo-an; sikap tolong-menolong antaranggota kelompok nelayan dari unit-unit usaha yang berbeda dimiliki komunitas nelayan Bonebone (Baubau --Buton) dengan kelembagaan rektur Kuli Jala; sikap kebersamaan dengan dan melestarikan lingkungan ekosistem dan sumberdaya perikanan laut, dan pemanfaatan hasil-hasil secara bersama dan adil dimiliki oleh komunitas nelayan Maluku, Irian, dan Aceh dengan kelembagaan lokal Sasi, Tyatiki, dan Panglima Laut); dan lain-lain.
Sistem nilai budaya, sikap kolektivitas, dan perilaku budaya kemaritiman tersebut tumbuh berkembang sebagai reproduksi dari pengalaman berinteraksi dengan laut, pekerjaan berat dan rumit, ancaman bahaya dan ketidakmenentuan, lingkungan sosial budaya masyarakat pengguna sumberdaya dan jasa laut yang lain, pemerintah, pasar, dan sebagainya.
Nama : sella pratiwi
ReplyDeleteNim :S.0020.P2.057
Nonreguler kelas A kendari
Salah satu contoh masyarakat pesisir lainnya menurut saya adalah Suku Bajo mereka di kenal sebagai pelaut ulung, dan berdiaspora di beberapa wilayah lain di Indonesia. Di Gorontalo, komunitas ini bermukim di pesisir Desa Torosiaje, Desa Torosiaje Jaya, Desa Bumi Bahari di Kabupaten Pohuwato, dan Desa Tanjung Bajo di Kabupaten Boalemo.Kedekatan masyarakat Bajo dengan pesisir yang mendukung mereka memiliki pengetahuan lokal tentang gejala-gejala-gejala alam. Di tengah kerusakan atmosfer bumi, gejala gejala dan tanda-tanda atmosfer yang digunakan masyarakat Bajo saat melaut.
Kasiman sya
ReplyDeleteS.0020.P2.030
Mahasiswa S1 Keperawatan
Non Reg B/ Kelas A
Masyarakat maritim menggantungkan sepenuhnya atau sebagian terbeaar kehidupan ekonominya pada pemamfaatan sumber daya laut dan jasa laut.
Salah satu contoh masyarakat maritim, adalah suku Mandar.
Suku mandar merupakan salah satu suku berbudaya maritim yang berasal dari Provinsi
Sulawesi Barat (saat ini). Lahirnya Suku Mandar dapat ditelusuri pada abad 16. Mandar merupakan satu-satunya suku yang langsung
dihadapkan dengan laut dalam (Selat Makassar) .
Keulungan bahari suku Mandar dalam beradaptasi terhadap lingkungan
sekitarnya. Adaptasi tersebut mampu menghasilkan teknologi perikanan yang diadaptasi
masyarakat bahari lain, yaitu rumpon, Perahu Sandeq, dan menangkap ikan sambil menghanyut di tengah laut.
Orang-orang Sulawesi selatan, khususnya yang
bermukim di pesisir pantai, dapat dikatakan berkebudayaan bahari karena
beberapa unsur kebudayaan yang berorientasi ke laut, seperti mata pencaharian.
Nama : Mawar marwati
ReplyDeleteNim : S. 0020. P2. 035
Nonreg Kendari kelas A angkatan 2020
Seperti yang kita ketahui bahwa masyarakat pesisir itu adalah sekelompok orang yang bertempatinggal di daerah perbatasan antara darat dan laut. Masyarakat pesisir merupakan salah satu unsur dalam masyarakat maritim, namun selain masyarakat yang tinggal di pesisir masih ada masyarakat lain yang menjadi unsur masyarakat maritim contohnya seperti : kelompok marinir, kelompok buruh bongkar muat kapal/perahu di pelabuhan, para pelaku ekspedisi muatan kapal laut, para pelaku wisata bahari, para pelaku industri dan jasa maritim ( misal industri perkapalan yang meliputi industri galangan kapal, penunjuang galangan kapal, bangunan lepas pantai) dan sebagainya. Kelompok-kelompok masyarakat tadi walaupun tidak berdomisili di wilayah pesisir tapi bisa di kategorikan sebagai masyarakat maritim, karena kehidupannya bergantung pada aktivitas kemaritiman.
Jamilah
ReplyDeleteNim:S.0020.P2.050
Salah satu contoh masyarakat maritim adalah masyarakat Baki yang mendiami perairan di sebelah timur Selat Makassar, pantai timur Kalimantan, Pulau Alor
dan sekitarnya, Kepulauan Banggai, Kepulauan Togian di Teluk Tomini, Kepulauan Bacan,
Kepulauan Sulu, dan lain-lain; suku Orang Laut di Selat Malaka dan perairan Sumatra
Timur, sekitar Pulau Belitung (dikenal juga dengan sebutan Orang Ameng Sewang) dan
Orang Laut di sekitar Pulau Bangka yang dikenal dengan sebutan Orang Sekak. Orang Laut
yang berlabuh dan mendiami pesisir pantai Kalimantan Selatan selanjutnya dikenal sebagai
Orang Banjar; yang mendiami pesisir pantai Sulawesi Selatan dikenal sebagai Orang Bugis;
yang mendiami Pulau Irian dikenal sebagai Orang Tabati; dan yang mendiami Pulau
Sumbawa, terutama di sekitar Nusa Tenggara Barat, dikenal sebagai Orang Mbojo. Selain
itu masih ada Suku Mandar, Makassar, Buton, Sangir, Talaud, dan Madura yang juga
dikenal sebagai etnis maritim.
Trimakasih🙏
Reply
Nama : Samsiah
ReplyDeleteNim : S.0020.P2.107
Non regular Kelas B Kolaka
Assalamualaikum wr, wb
Masyarakat pesisir merupakan salah satu unsur dalam masyarakat maritim,namun selain masyarakt yang tinggal dipesisir masih ada masyarakat yang menjadi unsur masyarakat maritim yaitu Masyarakat nelayan Kawasan pesisir ini banyak dihuni oleh masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan yang memanfaatkan sumber daya laut sebagai mata pencaharian pokok mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup. kondisi tempat tinggal nelayan di wilayah pesisir dilihat dari kondisi fisik rumah, sumber air, tempat pembuangan kotoran/jamban, cara pembuangan sampah, tempat pembuangan air limbah, dan tingkat pengetahuan kepala keluarga (KK) nelayan tentang kesehatan lingkungan. kondisi fisik rumah KK nelayan tidak sehat, sumber air yang digunakan berasal dari PDAM, tempat pembuangan kotoran/jamban bertipe cemplung, cara pembuangan sampah dengan membuang langsung ke laut, tempat pembuangan air limbah dengan mengalirkan langsung ke laut, dan tingkat pengetahuan KK nelayan tentang kesehatan lingkungan tergolong tinggi.
Salah satu contoh masyarakat maritim adalah masyarakat Baki yang mendiami perairan di sebelah timur Selat Makassar, pantai timur Kalimantan, Pulau Alor
ReplyDeletedan sekitarnya, Kepulauan Banggai, Kepulauan Togian di Teluk Tomini, Kepulauan Bacan,
Kepulauan Sulu, dan lain-lain; suku Orang Laut di Selat Malaka dan perairan Sumatra
Timur, sekitar Pulau Belitung (dikenal juga dengan sebutan Orang Ameng Sewang) dan
Orang Laut di sekitar Pulau Bangka yang dikenal dengan sebutan Orang Sekak. Orang Laut
yang berlabuh dan mendiami pesisir pantai Kalimantan Selatan selanjutnya dikenal sebagai
Orang Banjar; yang mendiami pesisir pantai Sulawesi Selatan dikenal sebagai Orang Bugis;
yang mendiami Pulau Irian dikenal sebagai Orang Tabati; dan yang mendiami Pulau
Sumbawa, terutama di sekitar Nusa Tenggara Barat, dikenal sebagai Orang Mbojo. Selain
itu masih ada Suku Mandar, Makassar, Buton, Sangir, Talaud, dan Madura yang juga
dikenal sebagai etnis maritim.
Trimakasih🙏
Reply
Salah satu contoh masyarakat maritim adalah masyarakat Baki yang mendiami perairan di sebelah timur Selat Makassar, pantai timur Kalimantan, Pulau Alor
ReplyDeletedan sekitarnya, Kepulauan Banggai, Kepulauan Togian di Teluk Tomini, Kepulauan Bacan,
Kepulauan Sulu, dan lain-lain; suku Orang Laut di Selat Malaka dan perairan Sumatra
Timur, sekitar Pulau Belitung (dikenal juga dengan sebutan Orang Ameng Sewang) dan
Orang Laut di sekitar Pulau Bangka yang dikenal dengan sebutan Orang Sekak. Orang Laut
yang berlabuh dan mendiami pesisir pantai Kalimantan Selatan selanjutnya dikenal sebagai
Orang Banjar; yang mendiami pesisir pantai Sulawesi Selatan dikenal sebagai Orang Bugis;
yang mendiami Pulau Irian dikenal sebagai Orang Tabati; dan yang mendiami Pulau
Sumbawa, terutama di sekitar Nusa Tenggara Barat, dikenal sebagai Orang Mbojo. Selain
itu masih ada Suku Mandar, Makassar, Buton, Sangir, Talaud, dan Madura yang juga
dikenal sebagai etnis maritim.
Trimakasih🙏
Reply
JAMILAH.nim:S.0020.P2.050
ReplyDeleteMasyarakat yg memiliki unsur masyarakat maritim adalah sekelompok masyarakat yang kehidupannya sangat bergantung pada sumber daya yang ada didalam laut, ciri khas kehidupan mereka adalah keras dan penuh resiko dalam mengarungi kehidupannya yang senantiasa bertarung melawan badai,sengatan matahari,guyuran hujan,dan angin malam yang dingin. Keadaan ini lebih dirasakan oleh nelayan tradisional dengan menggunakan perahu sampannya yang berani mengarungi lautan yang luas demi menghidupi diri dan keluarganya. Orang Bajo merupakan satu dari sekian komunitas yang mengelola, memelihara,dan memanfaatkan sumber daya hayati laut berdasarkan norma-norma dan nilai-nilai budaya yang telah diwarisi dari generasi ke generasi. Masyarakat nelayan Bajo bermukim di kelurahan Bajoe kecamatan Tanete Riattang timur kabupaten Bone.
Terimakasih 🙏
Reply
Nama:Nurmawati sinda
ReplyDeleteNim :S.0020.P2.094
NON REG B KELAS KOLAKA
Contoh masyarakat lain yang menjadi unsur masyarakat maritim selain dari kelompok masyarakat pesisir adalah kelompok masyarakat yang mendiami wilayah pedalaman.secara sadar atau tdk sadar,kedua kelompok masyarakat ini hidup dalam sebuah ketergantungan akan laut.
Sekian dan terima kasih
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteNama:Reski Ika patantan
ReplyDeleteNim:S.0020.P2.101
Kelas non Reg B kolaka
Tradisi masyarakat pesisir didaerah pantai utara jawa yaitu Indramayu, dan Cirebon juga terdapat upacara nadran yaitu mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama Hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan). Sesajen yang diberikan, disebut ancak, yang berupa anjungan berbentuk replika perahu yang berisi kepala kerbau, kembang tujuh rupa, buah-buahan, makanan khas, dan lain sebagainya. Sebelum dilepaskan ke laut, ancak diarak terlebih dahulu mengelilingi tempat-tempat yang telah ditentukan sambil diiringi dengan berbagai suguhan seni tradisional, seperti tarling, genjring, barongsai, telik sandi, jangkungan, ataupun seni kontemporer (drumband)
Terimah kasih🙏
Albertin.T
ReplyDeleteS.0020.P2.003
Tradisi masyarakat pesisir di
Kepulauan Riau juga memiliki sosial dan budaya yang unik, setiap kabupaten dan kota memiliki bahasa yang berbeda.
Di daerah kabupaten natuna khususnya banyak penduduk yang tinggal di pesisir pantai maupun di daerah laut hingga cara Berbicara mereka berbeda dengan masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan, nada mereka berbicara juga berbeda dengan masyarakat juah dari laut atau pantai. Nada berbicara mereka agak terdengar bulet “kental” melayu daerah setempat, pada saat mereka berbicara terdengar agak melengking atau keras, walaupun mereka berdekatan antara satu dengan yang lain, hal ini mungkin diakibatkan suara ombak atau suara air laut yang membuat mereka tidak mendengar dengan jelas, hal ini lah yang menyebabkan mereka berbicara seperti berteriak atau melengking.
Terimah kasih 🙏
Nama : eka mustika waty
ReplyDeleteNim : S. 0020. P2.023
Kelas : NON REG B KOLAKA
Masyarakat maritim menggantungkan sepenuhnya atau sebagian terbeaar kehidupan ekonominya pada pemamfaatan sumber daya laut dan jasa laut.
Salah satu contoh masyarakat maritim, adalah Masyarakat pantai utara Papua sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan. Mereka menggunakan perahu sebagai alat transportasi dalam mencari ikan. Laki-laki mencari ikan dengan cara memancing, menjala, memasang perangkap, menombak atau meracun air dengan akar tumbuh-tumbuhan. Sementara perempuan mencari kepiting, udang, dan kerang di muara sungai atau hutan bakau.
Jenis-jenis perahu yang digunakan di sepanjang pesisir utara Papua bentuknya beragam. Perahu dibuat dari berbagai jenis pohon. Meskipun sekarang ini, peralatan besi digunakan untuk memotong maupun melubangi pohon. Perahu hanya dapat bertahan selama dua tahun sebelum perahu baru harus dibuat kembali.
Penduduk pesisir utara Papua juga memiliki aturan adat yang melarang warga desa untuk melaut pada hari-hari tertentu yang disebut hari pantang melaut. Aturan atau pantangan tersebut tetap merupakan hukum adat bagi nelayan yang melakukan penangkapan di daerah itu dan berbagai pantangan itu mengandung nilai pelestarian ekosistem perairan laut dan pesisir. Adapun hari-hari pantang melaut itu adalah hari minggu dan hari raya dalam agama Kristen.
Nama : Ketrin
ReplyDeleteNim : S.0020.P2.031
Nonreg Kelas A Kendari 2020
Masyarakat pesisir pada umumnya telah menjadi bagian dari masyarakat yang pluraristik tapi masih memiliki jiwa kebersamaan. Artinya bahwa struktur masyarakat pesisir rata-rata merupakan gabungan karakteristik masyarakat perkotaan dan pedesaan. Karena, struktur masyarakat pesisir sangat plurar, sehingga mampu membentuk sistem dan nilai budaya yang merupakan akultrasi budaya dari masing- masing komponen yang membentuk struktur masyarakatnya. Masyarakat pesisir mempunyai sifat-sifat/ karakteristik tertentu yang khas/unik. Munculnya Makassar salah satu etnis maritim dalam percaturan politik ekonomi Nusantara tidak terpisahkan dari usaha kerajaan Gowa membangun diri sebagai kerajaan maritim utama di Indonesia Timur.
Nama : Nisba
ReplyDeleteNim :S.0020 P2 084
Non reg klas B kolka
Masyarakat pesisir termasuk masyarakat yang masih terbelakang dan berada dalam posisi marginal. ... Karakteristik sosial ekonomi masyarakat pesisir yaitu bahwa sebagian besar pada umumnya masyarakat pesisir bermata pencaharian di sektor kelautan seperti nelayan, pembudidaya ikan, penambangan pasir dan transportasi laut.
Salah satu contoh masyarakat pesisir adalah "Suku Bajo ".
Nama : Muh Afdal Ramadhan
ReplyDeleteNim : S.0020.P2.038
Kelas A nonreg kendari 2020
Masyarakat maritim antara lain adalah kelompok nelayan beserta kelompok lain yang terkait serta kelompok orang2 yang meskipun tidak berdomisili di wilayah pantai atau pesisir tetapi menggantungkan kehidupannya kepada aktifitas kemaritiman, seperti misalnya kelompok marinir, kelompok buruh bongkar muat kapal/perahu di pelabuhan.
Masyarakat yang memiliki unsur masyarakat maritim juga adalah sekelompok masyarakat yang kehidupannya sangat bergantung pada sumber daya yang ada di dalam laut, ciri khas kehidupan mereka adalah keras dan penuh resiko dalam mengarungi kehidupannya yang senantiasa dapat melawan badai, sengatan matahari, guyuran hujan dan angin malam yang dingin.
Terimakasih🙏
Nama Rohasni
ReplyDeleteNim S 0020 P2 127
Kelas B non reg B
maritim antara lain adalah kelompok nelayan beserta
kelompok lain yang terkait, serta kelompok orang-orang yang meskipun tidak berdomisili di
wilayah pantai atau pesisir tetapi menggantungkan kehidupannya kepada aktivitas
kemaritiman, seperti misalnya kelompok marinir, kelompok buruh bongkar muat
kapal/perahu di pelabuhan, para pelaku ekspedisi muatan kapal laut, para pelaku wisata
bahari, para pelaku industri dan jasa maritim (misal industri perkapalan yang meliputi
indusrti galangan kapal, penunjang galangan kapal, bangunan lepas pantai), dan sebagainya.
Yang hidupnya bergantung pada kelautan dan apa apa yang terkandung di dalamnya
Terimah kasih
Nama Rohasni
ReplyDeleteNim S 0020 P2 127
Kelas B non reg B
maritim antara lain adalah kelompok nelayan beserta
kelompok lain yang terkait, serta kelompok orang-orang yang meskipun tidak berdomisili di
wilayah pantai atau pesisir tetapi menggantungkan kehidupannya kepada aktivitas
kemaritiman, seperti misalnya kelompok marinir, kelompok buruh bongkar muat
kapal/perahu di pelabuhan, para pelaku ekspedisi muatan kapal laut, para pelaku wisata
bahari, para pelaku industri dan jasa maritim (misal industri perkapalan yang meliputi
indusrti galangan kapal, penunjang galangan kapal, bangunan lepas pantai), dan sebagainya.
Yang hidupnya bergantung pada kelautan dan apa apa yang terkandung di dalamnya
Terimah kasih
NAMA ARDIANSYH
ReplyDeleteNIM S.0020.P2.006
KELAS A NONREG 2020 KENDARI
Dalam masyarakat maritim, Tumbuh kembangnya sektor-sektor ekonomi Masyarakat maritim merupakan masyarakat yang mendiami suatu tempat/wilayah maritim yang saling berinteraksi dan mangandalkan sumber daya alam laut untuk memenuhi kebutuhan ekonominya.
Diantara sekian banyak kelompok-kelompok etnis pengelola dan pemanfaat sumberdaya dan jasa-jasa laut, etnis Bajo, Bugis, Makassar, Mandar, Buton, dan Madura dianggap sebagai pewaris kebudayaan maritim di Indonesia.
Suku bajo merupakan salah satu masyarakat maritim yang terdapat diwilayah sulawesi. Suku bajo mengandalkan laut sebagai hal yang menunjang ekonominya. Suku bajo telah dikenal turun temurun mewarisi nenek moyang mereka dengan menjalankan tugas sebagai nelayan. Komunitas nelayan dapat memanfaatkan segala sumber daya yang terdapat di laut, karena pada umumnya mereka memandang laut sebagai wilayah yang bersifat terbuka (open access). Pandangan tersebut membuat para nelayan dengan bebas memanfaatkan dan mengelolah sumber daya laut dengan cara apapun yang mereka miliki. Nah untuk suku bajo mereka memanfaatkan laut sebagai tempat mencari biota laut serta mendirikan tambak-tambak ikan yang bisa menunjang keberlangsungan hidup mereka.maritim antara lain adalah kelompok nelayan beserta
kelompok lain yang terkait, serta kelompok orang-orang yang meskipun tidak berdomisili di
wilayah pantai atau pesisir tetapi menggantungkan kehidupannya kepada aktivitas
kemaritiman, seperti misalnya kelompok marinir, kelompok buruh bongkar muat
kapal/perahu di pelabuhan, para pelaku ekspedisi muatan kapal laut, para pelaku wisata
bahari, para pelaku industri dan jasa maritim (misal industri perkapalan yang meliputi
indusrti galangan kapal, penunjang galangan kapal, bangunan lepas pantai), dan sebagainya.
Yang hidupnya bergantung pada kelautan dan apa apa yang terkandung di dalamnya
Terimah kasih
Assalamualaikum..
ReplyDeleteNama: Rahmadani
Nim : S.0020.P2.049
NonReg Kelas A Kendari
Adapun kelompok masyarakat yang bisa
dikategorikan sebagai masyarakat maritim antara lain adalah kelompok nelayan beserta
kelompok lain yang terkait, serta kelompok orang-orang yang meskipun tidak berdomisili di
wilayah pantai atau pesisir tetapi menggantungkan kehidupannya kepada aktivitas
kemaritiman, seperti misalnya kelompok marinir, kelompok buruh bongkar muat
kapal/perahu di pelabuhan, para pelaku ekspedisi muatan kapal laut, para pelaku wisata
bahari, para pelaku industri dan jasa maritim (misal industri perkapalan yang meliputi
indusrti galangan kapal, penunjang galangan kapal, bangunan lepas pantai), dan sebagainya.
Secara umum sebenarnya semua kelompok masyarakat, baik yang merupakan pelaku
langsung berbagai aktivitas kemaritiman maupun para pelaku tidak langsung/para
pendukung dan pemerhati bidang kemaritiman dapat dikategorikan sebagai masyarakat
maritim. Namun, oleh karena luasnya pengertian tersebut, hanya akan
memusatkan perhatian pada etnis maritim saja, khusunya Orang Laut atau Suku Bajau.
Nama:sitti nur aida
ReplyDeleteNim :S.0020.P2.060
Non reg 2020 kendari
Masyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat yang hidup bersamasama mendiami wilayah pesisir membentuk dan memiliki kebudayaan yang khas yangterkait dengan ketergantungannya pada pemanfaatan sumberdaya pesisir (Satria,2004). Tentu masyarakat pesisir tidak saja nelayan, melainkan juga pembudidayaikan, pengolah ikan bahkan pedagang ikan. Masyarakat pesisir pada umumnyasebagian besar penduduknya bermatapencaharian di sektor pemanfaatan sumberdayakelautan (marine resource based), seperti nelayan, pembudidaya ikan, penambanganpasir dan transportasi laut.
Pertama
, masyarakat pantai tersebut menggantungkan mataa pencahariannyadari eksploitasi laut. Artinya bahwa mereka hidup dari sumber daya dan alam ynagmasih berlimpah di dekat sekitar pantai. Dalam perkembangannya, hasil sumberdaya laut yang antara lain dari hasil ikan, kerang dan sebagaainya.
Kedua
, ciri khasyang menonjol masyarakat maritim adalah sifat keterbukaan dalam menerima unsur-unsur dari luar. Sebagai contoh berkembangnya agama Islam pada abad ke-15 danke-16 di Indonesia atau Nusantara, adalah melalui daerah-daerah atau kota-kotapelabuhan seperti Samudra Pasai, Aceh, Malaka, Demak, Gresik, Tuban dan lain-lain.
Ketiga
, dalam hal religi yang berorientasi kepada kepercayaan adanya dunia rohdan lebih khusus lagi penghormatan kepada roh nenek moyang mereka. Padamasyarakat pantai, terutama masyarakat nelayan atau pelaut, upacara-upacarasemacam itu juga ditujukan kepada tokoh-tokoh mistis penjaga laut, seperti RatuPantai Selatan dan Pantai Utara, agar mereka diberi keselamatan dalam menjalankanpekerjaan sebagai nelayan atau pelaut.
Keempat
, ciri masyarakat penduduk pantaisuka melakukan hubungan interaksional dengan penduduk pantai lainnya.
NAMA : DWY SHELVI PERDANA
ReplyDeleteNIM : S.0020.P2.010
KELAS : NONREG KELAS A (KENDARI)
Unsur lain masyarakat maritim contohnya :
1) laut sebagai tempat mata pencaharian
2) laut sebagai sumber pangan
3) laut sebagai prasarana tranportasi 4) laut sebagai tempat tinggal
5) bahasa bajo di daerah maritim semua sama hanya berbeda di dialog saja
Nama : felmi yamin
ReplyDeleteNim : S.0020.P2.015
Non reg B 2020 kelas A (kendari)
Salah satu contoh masyarakat maritim yaitu masyarakat Sawai Kab.Maluku Tengah, masyarakat sawai mempunyai mata pencaharian yang sangat dianggap yaitu nelayan. Masyarakat memanfaatkan daerah pesisir untuk mencukupi kehidupan mereka, ada salah satu aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat pesisir yaitu bameti. Bameti adalah kegiatan memungut kerang-kerangan dan udang pada saat air laut surut "meti" dan pada saat bulan gelap.
Sejarah negeri Sawai dan tradisi bameti/retamoti menurut tua- tua adat di negeri sawai bahwa leluhur mereka juga berasal dari tempat seram yang bernama nunusaku, penyebaran mereka dari nunusaku karena tempat itu sudah padat. Maka mereka secara berkelompok menyebar ke berbagai tempat dipulau seram, menurut tua- tua adat bahwa mereka menyebar dan turun ke bagian pesisir pantai mereka melihat tempat (sawai sekarang) ini bahwa airnya baik untuk mereka tinggal. Tetapi tanahnya tidak terlalu luas, karena tempat yang mereka tempati tidak terlalu luas dan sesudah itu terdapat gunung untuk itu mereka menamakan tempat itu Koniari yang artinya sejengkal tanah dan mereka juga menamakan tempat ini sawai yang artinya satu air.
Menurut informasi mantan raja sawai bapak Rautalak Ipaenin bahwa Koniari artinya sejengkal tanah, raja sawai juga mengatakan tentang nama koniari yang artinya sejengkal tanah yaitu dengan alasan pada waktu dulu masyarakat yang datang tidak terlalu banyak dan alasannya walaupun tanahnya tidak luas tetapi mereka bisa tinggal, yang terpenting di lokasi ini adalah air untuk kebutuhan hidup mereka. Tim sendiri melihat lokasi pemukiman mereka cukup padat yang sebagian di darat dan sebagiannya lagi di atas laut.
Fungsi sosial karya budaya kesadaran masyarakat untuk hidup selaras dengan alam sebenarnya sudah biasa di praktekan dari leluhur mereka. Perikanan non komersial atau perikanan sub sistem merupakan wujud pengaturan dan perlindungan nyata perilaku mereka.
Praktek bameti merupakan bukti bagaimana masyarakat lokal memanfaatkan sumber daya mereka dengan peralatan sederhana bahkan tradisional, sehingga dapat dikatakan contoh pemanfaatan secara arif dan bijaksana yang tercermin dalam budaya kearifan lokal dalam sumber daya ikan dilingkungan masyarakat pesisir.
Terimakasih...🙏
Nama : Dwi Sri Wahyuni
ReplyDeleteNim : S.0020.P2.009
Kelas A nonreg 2020 (Kendari)
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusianya, budaya adalah isi kesatuan hidup itu berupa pikiran dan perasaan sebagai pedoman hidup bermasyarakat. Dengan kebudayaan, maka makhluk manusia menjadi masyarakat beradab/manusiawi (humanity). Masyarakat maritim menggantungkan sepenuhnya atau sebagian terbesar kehidupan ekonominya pada pemanfaatan sumber daya laut dan jasa laut, seperti bajo, Makassar, Bugis dan lain sebagainya.
Berbagai daerah sumber mata pencahariannya adalah di laut, untuk menyambung hidup dan mencukupi kebutuhan ekonomi. Dengan cara mereka mendirikan tambak yang bisa menyambung kehidupan mereka.
NAMA : HASNANI
ReplyDeleteNIM :S.0020.P2.020
KELAS A KENDARI NONREGULER
masyarakat pesisir merupakan salah satu unsur dalam masyarakat maritim namun selain masyarakat pesisir ada sekelompok masyarakat yang bisa dikategorikan sebagai masyarakat maritim antara lain adalah kelompok nelayan beserta kelompok lain yang terkait serta kelompok orang-orang yang meskipun tidak berdomisili di wilayah pantai atau pesisir tetapi menggantungkan kehidupannya kepada aktivitas kemaritiman seperti misalnya kelompok marinir, kelompok buruh bongkar muat kapal/ perahu dipelabuhan, para pelaku ekspedisi muatan kapal laut, para pelaku wisata bahari, para pelaku industri dan jasa maritim (misal industri perkapalan yang meliputi industri galangan kapal, penunjang galangn kapal, bangunan lepas pantai) dan sebagainya.
Nama : Sri Wahyuni lamambo
ReplyDeleteNim : S0020P2062
Kelas: non reg kdi
Sementara jauh terpencil di sana, masih ada beberapa penatua yang memiliki kearifan dan pengetahuan luar biasa akan keberlanjutan dunia bahari kita dan sangat disegani oleh banyak nelayan. Membicarakan kebesaran legenda nenek-moyang kita sebagai bangsa pelaut yang ulung memang tidak akan pernah ada habisnya. Sayang kalau pengetahuan kita hanya terbatas pada keelokan fisik perahu Pinisi asal Tanjung Bira, Sulawesi atau kemahiran suku Bajo dalam menyelam dan berburu ikan menggunakan tombak.
Percayalah, di balik itu semua, bangsa kita masih menyimpan banyak pengetahuan dahsyat yang menjaring tema keberlanjutan. Dan beberapa di antaranya saya temukan di kepulauan Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Bersama dengan tim ekspedisi Liwuto Pasi WWF Indonesia, saya mempelajari hubungan antara teknik menangkap ikan dengan kualitas citarasa yang dihasilkan, ditambah dengan sedikit keberuntungan, saya berhasil membuktikannya.
Berkat Jasa Seorang Parika Ada banyak profesi di dunia ini yang semakin langka, memudar seiring perkembangan zaman modern. Salah satunya adalah parika. Parika adalah pemimpin kelompok nelayan yang dituakan dan dihormati karena kemampuan logika dan intuisi pada kelautan, khususnya dalam menentukan waktu tepat dalam melaut dan memasang perangkap ikan tradisional (sero/bubu), area pemasangan perangkap, serta pantangan-pantangan dan trik-trik untuk menghindari bahaya dalam menangkap ikan di laut atau dalam perangkap ikan.
Nama : Fianti
ReplyDeleteNim: S.0020.P2.016
Kelas: A non reg B Kendari
Contoh masyrakat maritim yaitu masyarakat yang tinggal di daerah terpencil sepeti yg tinggal di pulau pulau kecil jauh dari perkotaan yang mengantungkan sepenuhnya atau sebagian terbesar kehidupan ekonominya pada pemanfaatan sumber daya laut.mereka sebagian besar komunitas nelayan yg selalu memanfaatkan sumber daya yg didapat dilaut, karena pada umumnya mereka memandang laut swbagai wilaya yang bersifat terbuka. Pandangan tersebut membuat para nelayan bebas memanfaatkan dan mengelola sumber daya laut dengan cara apapun yang mereka miliki.
NAMA: MULI YATI
ReplyDeleteNIM: S.0020.P2.041
KELAS: A (KENDARI) NON REG 2020
Masyarakat maritim adalah sekumpulan orang yang mendiami suatu wilayah maritim yang saling berinteraksi secara ekonomi, sosial, budaya, dan agama. Seperti yang dicontohkan pada narasi salah satu unsur masyarakat maritim yaitu masyarakat pesisir yang bergantung secara ekonomi dan budaya pada wilayah maritim. Contoh unsur lainnya yaitu masyarakat dari kalangan wisatawan yang mendiami sementara wilayah maritim untuk kepentingan study tour atau rekreasi, kelompok marinir, dan kelompok buruh bongkar muat kapal. Unsur tersebut meskipun tidak berdominsili didaerah pesisir atau wilayar pantai tetapi proses interaksi masyarakat berasal dari hal kemaritiman.
NAMA: MULI YATI
ReplyDeleteNIM: S.0020.P2.041
KELAS: A (KENDARI) NON REG 2020
Masyarakat maritim adalah sekumpulan orang yang mendiami suatu wilayah maritim yang saling berinteraksi secara ekonomi, sosial, budaya, dan agama. Seperti yang dicontohkan pada narasi salah satu unsur masyarakat maritim yaitu masyarakat pesisir yang bergantung secara ekonomi dan budaya pada wilayah maritim. Contoh unsur lainnya yaitu masyarakat dari kalangan wisatawan yang mendiami sementara wilayah maritim untuk kepentingan study tour atau rekreasi, kelompok marinir, dan kelompok buruh bongkar muat kapal. Unsur tersebut meskipun tidak berdominsili didaerah pesisir atau wilayar pantai tetapi proses interaksi masyarakat berasal dari hal kemaritiman.
Hasriana
ReplyDeleteNim :s.0020.p2.089
Masyarakat maritim adalah orang yg menggantungkan hidupnya atau mata pencaharian nya di laut tapi tidak tinggal dipesisir
Contoh
Orang yg tinggal didaratan yang jauh dari pesisir,tapi dia bekerja sebagai kru kapal komersial.
Nama : Syamsirsyah
ReplyDeleteNim : S.0020.P2.134
Non reg B zona kolaka
Diantara contoh masyarakat pesisir lainnya ialah masyarakat yg bermukim di wilayah pesisir utara Papua, Pesisir pantai utara Papua meliputi Nabire, Waropen, Mamberamo Raya, Sarmi, Jayapura, dan pulau-pulau di utara Papua.
Mereka memiliki potensi alam yang sangat kaya, yang menjadi sumber makanan penduduk setempat. Sumber makanan ini meliputi berbagai jenis kerang, ikan, udang, kepiting, serta biota laut lainnya.
Masyarakat pantai utara Papua sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan. Mereka menggunakan perahu sebagai alat transportasi dalam mencari ikan. Laki-laki mencari ikan dengan cara memancing, menjala, memasang perangkap, menombak atau meracun air dengan akar tumbuh-tumbuhan. Sementara perempuan mencari kepiting, udang, dan kerang di muara sungai atau hutan bakau.
Nama:megawati
ReplyDeleteNim:s.0020.p2.106
Non reg B kelas kolaka
Ass.masyarakat maritim adalah kelompok nelayan beserta kelompok lain yang berkaitan,serta orang yang tidak berdomisili diwilayah pantai atau pesisir
Contoh masyarakat maritim adalah masyarakat yang menggantunkan hidupnya dari aktivitas kemaritiman seperti kelompok masyarakat nelayan,kelompok marinir.
Nama:Fitrani Natsir
ReplyDeleteNim:S.0020.P2.087
Kelas Non Reg B Kolaka
Contoh unsur masyarakat maritim adalah mereka yang tidak berdomisili di wilayah pantai atau pesisir tetapi menggantungkan kehidupannya pada aktivitas kemaritiman seperti Kelompok marinir,Kelompok buruh bongkar muat kapal di pelabuhan,para pelaku ekspedisi muatan kapal laut,para pelaku wisata bahari serta para pelaku industri dan jasa maritim.
Terima Kasih
Nama : Trie Yuni Puji Lestari
ReplyDeleteNim : S.0020.P2.066
Masyarakat pesisir sudah sering kita kenal, yaitu mereka yang tinggal di daerah perbatan antara daratan dan perairan laut dan kehidupannya di pengaruhi oleh potensi dari laut salah satu suku berpenghasilan di perairan yaitu suku bajo akan tetapi masih ada masyarakat maritim yang lainnya.
Selain suku bajo yg mempunyai pusat kebudayaan maritim yaitu SUKU MANDAR juga di mana salah satu suku berbudaya maritim yg berasal dri profinsi sulawesi barat. Lingkungan suku mandar memiliki budaya bahari dan mereka berinovasi agar dapat tetap hidup. Karateristik laut merupakan pembeda antara suku mandar dengan kelima suku lain. Mandar merupakan satu-satunya suku yang langsung di hadapkan dengan laut dalam (selat makassar).
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteNama : Dandi febrian
ReplyDeleteNim : S.0020.P2.008
Kelas: Nonreg A 2020
Dalam masyarakat maritim, termasuk di Indonesia, telah tumbuh berbagai sektor dan subsektor ekonomi kemaritiman baru yang memunculkan segmen-segmen atau kategori-kategori sosial seperti petambang, pekerja industri, pengelola dan karyawan wisata, marinir,akademisi/peneliti, birokrat, dan lain-lain.
Tumbuh kembangnya sektor-sektor ekonomi dan jasa dengan segmen-segmen masyarakat maritim tersebut memerlukan dan diikuti dengan perkembangan dan perubahan-perubahan kelembagaannya menjadi wadah dan regulasinya. Tumbuhnya sektor-sektor ekonomi baru dan berkembangnya sektor-sektor ekonomi kemaritiman lama, terutama perikanan dan pelayaran, tampak dalam perkembangan dan perubahan-perubahan teknologi, perubahan struktural, dan sistem-sistem budaya kemaritiman (pengetahuan, gagasan, kepercayaan, nilai, norma/aturan). Gambaran tentang fenomena dinamika sosial budaya maritim berikut menggunakan kasus desa-desa Nelayan Bugis, Bajo dan Makasar di Sulawesi Selatan.
(sumber data/informasidiperoleh dari berbagai hasil penelitian lapangan).
Nama:Ela Yusna
ReplyDeleteNim:S.0020.P2.012
Kelas A Non reg 2020 kendari
Masyarakat pesisir merupakan suatu kelompok yang hidup di wilayah pesisir dan menggantungkan hidupnya dengan sumber daya pesisir. Masyarakat pesisir termasuk masyarakat yang masih terbelakang dan masih kental dengan adat atau budaya. Selain itu, banyak dimensi kehidupan yang tidak diketahui oleh orang luar tentang karakteristik masyarakat pesisir.
Masyarakat pesisir mempunyai cara berbeda dalam aspek pengetahuan, kepercayaan, peranan sosial, dan struktur sosialnya.masyarakat pesisir tidak mempunyai banyak cara dalam mengatasi masalah yang hadir. Masalah kompleks yang dihadapi masyarakat pesisir adalah kemiskinan, keterbatasan pengetahuan untuk pengelolaan sumberdaya dan teknologi, serta peran aktif antara pihak luar dengan masyarakat pesisir sehingga dapat menghidupkan kualitas dan keterampilan masyarakat pesisir tanpa melunturkkan karakter budayanya.
Nama : wa ode jamila
ReplyDeleteNim : S.0020.P2.067
Non reguler B kelas A ( kendari)
Assalamualaikum wr. wb.
Menurut saya masyarakat yang tdk tinggal langsung diperbatasan tetapi unsur perekonomiannya masih bergantung pada sumber daya laut sepeeti MARINIR, PELNI, POLAIRUT, Buruh pelabuhan, Perusahaan bongkar muat, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN,Termasuk mereka para penjual ikan keliling yang membeli ikan dari para nelayan dan mereka menjualnya keliling kampung.
Terimakasih.
Nama : Filda Yustika Sari
ReplyDeleteNim : S.0020.P2.017
Kelas : Non.Reg B kelas A Kendari
Masyarakat pesisir adalah kelompok yang hidup di wilayah pesisir dan menggantung kan hidupnya dengan sumber daya pesisir. Contohnya nelayan di suku Bajo khusus nya di kabupaten Buton Utara, hasil tangkapan nelayan ikan atau organisme laut lainnya, biasanya mereka menjualnya di pemasok atau mereka biasa berkeliling kampung untuk menjual hasil dari tangkapannya, biasanya para suami yang pergi mencari ikan dan para istri yang menjual.
Nama : Filda Yustika Sari
ReplyDeleteNim : S.0020.P2.017
Kelas : Non.Reg B kelas A Kendari
Masyarakat pesisir adalah kelompok yang hidup di wilayah pesisir dan menggantung kan hidupnya dengan sumber daya pesisir. Contohnya nelayan di suku Bajo khusus nya di kabupaten Buton Utara, hasil tangkapan nelayan ikan atau organisme laut lainnya, biasanya mereka menjualnya di pemasok atau mereka biasa berkeliling kampung untuk menjual hasil dari tangkapannya, biasanya para suami yang pergi mencari ikan dan para istri yang menjual.
Nama:Zayati
ReplyDeleteNim :S.0020.P2.064
Non reg kls kendari.
Contoh masyarakat lain yg menjadi unsur masyarakat maritim adalah:suku bajo,dimana suku bajo memiliki sistim pengetahuan yg dapat di gunakan untuk mengetahui berbagsi kondisi alam laut yaitu pengetahuan tentang wilayah tangkapan,jenis-jenis biota laut dan pengetahuan navigasi dalam pelayaran.bagi orang bajo laut merupakan bagian integral,mereka lahir,hidup dan mati diatas air laut.
LIZANTI RIZAL
ReplyDeleteS.0020.P2.034
Nonreg kls A
Contoh lain masyarakat pesisir adalah Masyarakat nelayan Bajo yang bermukim di Kelurahan Bajoe, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone. Masyarakat ini memiliki pengetahuan yang berhubungan dengan lingkungan laut. Seperti pengetahuan tentang gejala alam (tentang musin, bulan, bintang, gugusan karang dan tanda-tanda lain yang akan terjadi. Semua ini sangat membantu pekerjaan mereka dalam menangkap ikan dan biota laut lainnya. Semua tanda-tanda gejala alam tersebut dapat menjadi pedoman atau petunjuk bagi orang-orang Bajo. Mereka belajar dari lingkungan laut, bahkan dapat dikatakan alam lingkungan laut itulah yang membentuk persepsi dan kearifan lokal mereka. Tanpa pengetahuan tersebut, niscaya akan sulit bagi orang-orang Bajo untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam menangkap ikan dan biota laut lainnya. Bahkan mungkin saja akan menimbulkan kegagalan atau bencana bagi orang Bajo, seperti tidak membawa hasil, tenggelam di laut, tersesat, dibawa arus.
Nama : Sitti Annisa
ReplyDeleteNim : S.0020.P2.059
Kelas : Non Reg A Kendari
Selain masyarakat yang tinggal di pesisir, masih ada masyarakat lain yang menjadi unsur masyarakat maritim. Mereka adalah orang bajo atau kerap juga di sebut "Orang Laut". Suku Bajo terkenal dengan kehebatannya dalam menjelajahi lautan. Mereka dapat menyelam hingga kedalaman 70 meter di bawah permukaan laut hanya dengan satu tarikan napas.
Pengembara laut, itulah yang sering dikatakan banyak orang tentang masyarakat Suku Bajo. Dengan bermodalkan perahu kuno, tanpa peralatan penunjuk arah modern untuk memandu perjalanan, mereka hanya mengandalkan posisi bintang.
Zaman dahulu kala, orang-orang Suku Bajo terbiasa hidup di atas perahunya atau sering disebut nomaden. Namun, saat ini banyak orang Bajo membangun rumah di atas laut dangkal sebagai tempat tinggal.
Bukan hanya di Indonesia, Suku Bajo telah tersebar di lautan Malaysia, Filipina, dan Thailand. Di Indonesia, mereka tersebar di Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan wilayah Indonesia bagian timur lainnya. Sejarah mengatakan, suku ini berasal dari Kepulauan Sulu di Filipina Selatan yang hidup di lautan lepas, hingga membawa mereka masuk ke negara tercinta ini, Tanah Air Indonesia.
Suku ini memiliki berbagai sebutan, seperti Bajo, Bajau, Badjaw, Sama, atau Same. Suku yang belum diketahui secara pasti asalnya ini terkenal dengan keahliannya menyelam dalamnya lautan hingga 70 meter dalamnya, hanya dengan sekali tarikan napas. Mereka sama sekali tidak memerlukan baju khusus dan alat bantu pernapasan. Yang mereka pakai hanyalah kaca mata renang yang terbuat dari kayu untuk mencegah air masuk ke mata. Sungguh sederhana, tapi fungsional.
Kehebatan Suku Bajo dalam mengarungi laut membuat banyak ilmuwan dunia tertarik untuk membuat penelitian. Salah satunya, yaitu sekelompok ilmuwan dari University of Copenhagen dan University of California di Berkeley yang mencoba menguak misteri asal usul kehebatan Suku Bajo yang bermukim di Indonesia. Sumber: Washingtonpost
Hasil penelitian itu menyebutkan, limpa orang-orang Suku Bajo ternyata lebih besar 50% dibanding manusia biasa pada umumnya. Alhasil, produksi oksigen di dalam darah orang Bajo akan lebih banyak karena besarnya ukuran limpa tersebut. Para peneliti juga menyebutkan, keahlian orang Bajo merupakan bentuk dari terjadinya mutasi gen akibat seleksi alam. Hampir seluruh orang Bajo diketahui terlahir dengan perbedaan gen tersebut.
Orang Bajo berprofesi sebagai nelayan. Keahlian meraka sebagai penjelajah laut terjadi secara turun-temurun. Sejak kecil, anak-anak Suku Bajo sudah diajarkan teknik memancing dan menyelam oleh orang tuanya. Mereka menyelam, mencari ikan, gurita, atau makhluk dalam air lainnya. Jadi, tidak heran jika keahlian menyelam mereka luar biasa.
Orang-orang Suku Bajo juga dikenal ramah terhadap pengunjung. Keramahan anak-anak hingga orang dewasa Suku Bajo tidak akan terlupakan ketika mendatangi suku ini.
Nama : Jefri
ReplyDeleteNIM : S.0020.P2.029
Kelas : Non Reg B Kelas A (Kendari)
Assalamuaikum wr.wb.
Contoh lain yang menjadi unsur masyarakat maritim adalah sekelompok masyarakat yang dapat dikategorikan sebagai komunitas maritim meliputi komunitas nelayan, komunitas bakul/pedagang ikan atau penjual hasil laut, komunitas pengolah hasil laut (misal pembuat ikan asin atau terasi), komunitas pelayar baik pengusaha maupun pekerja transportasi laut, komunitas pembuat perahu, dan lain-lain.
Salah satu contoh masyarakat pesisir lainnya adalah masyarakat suku Bajau/Bajo, sebagian dari suku bajo atau tidak semua dari masyrakat suku bajo mendiami pesisir pantai sebagai tempat tinggal, kendati demikian laut tetap menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan mereka. Apabila kebanyakan dari kita saat ini sedang berusaha mengubah mindset untuk dapat menerima laut sebagai halaman depan rumah kita, Suku Bajo sudah sejak zaman dahulu menjadikan laut tidak hanya sebagai halaman depan, tapi juga halaman samping dan belakang rumah mereka. Artinya, laut adalah segalanya bagi Suku Bajau/Bajo. Ibaratnya hidup dan mati mereka sangat tergantung pada laut. Laut juga dianggap sebagai cermin dari kehidupan masa lalu, kekinian, dan harapan masa depan. Laut adalah kawan, jalan, dan persemayaman leluhur. Mereka menghormati dan menjaga laut sedemikian rupa sehingga tidak berlebihan apabila Suku Bajau disebut sebagai simbol “garis pertahanan terakhir” hubungan manusia dengan laut, yang hidup dalam harmoni.
Nama: Akma Septiani
ReplyDeleteNim : s.0020.P2.070
Kelas: nonreg B KOLAKA
Menurut saya masyarakat yang bisa
dikategorikan sebagai masyarakat maritim antara lain adalah kelompok nelayan beserta
kelompok lain yang terkait, serta kelompok orang-orang yang meskipun tidak berdomisili di
wilayah pantai atau pesisir tetapi menggantungkan kehidupannya kepada aktivitas
kemaritiman, seperti misalnya kelompok marinir, kelompok buruh bongkar muat
kapal/perahu di pelabuhan, para pelaku ekspedisi muatan kapal laut, para pelaku wisata
bahari, para pelaku industri dan jasa maritim (misal industri perkapalan yang meliputi
indusrti galangan kapal, penunjang galangan kapal, bangunan lepas pantai), dan sebagainya.
Dasmia
ReplyDeleteS.0020.P2.080
Non Reg B kolaka
Assalamualaikum wr.wb
Menurut saya masyarakat yang tidak berdomisili di wilayah pantai atau pesisir tetapi unsur perekonomiannya masih bergantung pada sumber daya laut seperti sekelompok marinir, buruh bongkar muat kapal di pelabuhan, para pelaku ekspedisi muatan kapal laut, para pelaku wisata bahari serta para pelaku industri dan jasa maritim dan sebagainya.
Siti Mualifah Anggraeni
ReplyDeleteS.0020.P2.130
Non Reg B Kolaka
Bismillah
Assalammualaikum
Menurut saya masyarakat maritim adalah masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari aktifitas laut . Seperti contohnya nelayan transfortasi laut (Penyebrangan laut) industri perkapalan perdangangan segala aktivitas yang dilakukan dilaut tempat terjadinya perputaran ekonomi sekalipun orang-orang tersebut tidak menetap(berdomisili) ditempat pesisir atau laut didaerah tersebut . Mereka tetap menggantungkan hidupnya dilaut atau bisa disebut masyarakat maritim .
Nama : Sitti Ni'ma Uzwatun Nisa
ReplyDeleteNim : S.0020.P2.131
Non Reg B Kolaka
Republik Indonesia merupakan negara kepulauan dengan beragam suku, bahasa, dan budayanya. Secara fisik antar satu budaya dan budaya lain dipisahkan oleh laut. Namun dari sisi kemaritiman pemisahan itu tidak pernah ada karena seluruh perairan yang ada di Nusantara adalah pemersatu yang mengintegrasikan ribuan pulau yang terpisah-pisah. Dalam proses perkembangannya tingkat integrasi dapat berbeda-beda baik secara geografis maupun secara politis, ekonomis, sosial dan kultural.
Menurut saya masyarakat yang bisa
dikategorikan sebagai masyarakat maritim antara lain adalah kelompok nelayan beserta
kelompok lain yang terkait, serta kelompok orang-orang yang meskipun tidak berdomisili di
wilayah pantai atau pesisir tetapi menggantungkan kehidupannya kepada aktivitas
kemaritiman, seperti misalnya kelompok marinir, kelompok buruh bongkar muat
kapal/perahu di pelabuhan, para pelaku ekspedisi muatan kapal laut, para pelaku wisata
bahari, para pelaku industri dan jasa maritim (misal industri perkapalan yang meliputi
indusrti galangan kapal, penunjang galangan kapal, bangunan lepas pantai), dan sebagainya.
andi leni arianti
ReplyDeletenim S.0020.p2.004
kelas A non reg
menurut saya masyarakat maritim selain masyarakat bajo adalah nasyarakat yang hidupx bergabtung oada hasil laut..antara lain nelayan dan penjaga pantai..karena seperti yang kita ketahui,masyarakat maritim adalah Masyarakat pesisir adalah kelompok yang hidup di wilayah pesisir dan menggantung kan hidupnya dengan sumber daya pesisir. terima kasih
Niar Sutiara
ReplyDeleteS.0020.P2.043
kelas A non reg
menurut saya contoh masyarakat maritim selain suku bajo adalah masyarakat yang mayoritas penghasilannya sehari-hari dari hasil laut, mereka itu seperti para nelayan, penjual ikan, dan pengolah hasil laut lainnya. Masyarakat maritim bukan hanya masyarakat yang tinggal di daerah pesisir saja, tapi masyarakat yg tidak tinggal di daerah pesisir tetapi menggantungkan hidup nya pada hasil laut itu juga di sebut masyarakat maritim
Nama : Israwati
ReplyDeleteNim S.0020.P2.028
Kelas nonreg 2020 A kendari
Menurut saya contoh masyarakat maritim adalah kelompok masyarakat yang dikategorikan seperti kelompok nelayan beserta kelompok lain yang terkait, serta kelompok orang-orang yang meskipun tidak berdomisili di wilayah pantai atau pesisir tetapi menggantungkan kehidupannya kepada wilayah pesisir contohnya seperti Suku Bajo
Terima kasih🙏🏻
Nama : Irvan Saputra
ReplyDeleteNim :S.0020.P2.027
Kelas : A
Masyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat yang hidup bersama-sama mendiami wilayah pesisir membentuk dan memiliki kebudayaan yang khas yang terkait dengan ketergantungannya pada pemanfaatan sumberdaya pesisir. Tentu masyarakat pesisir tidak saja nelayan, melainkan juga pembudidaya ikan, pengolah ikan bahkan pedagang ikan. Masyarakat pesisir pada umumnya sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di sektor pemanfaatan sumber daya kelautan seperti nelayan, pembudidaya ikan, penambangan pasir dan transportasi laut.
Pertama, masyarakat pantai tersebut menggantungkan mata pencahariannya dari eksploitasi laut. Artinya bahwa mereka hidup dari sumber daya alam yang masih berlimpah di dekat sekitar pantai. Dalam perkembangannya, hasil sumber daya laut yang antara lain dari hasil ikan, kerang dan sebagaainya.
Kedua, ciri khasyang menonjol masyarakat maritim adalah sifat keterbukaan dalam menerima unsur-unsur dari luar. Sebagai contoh berkembangnya agama Islam pada abad ke-15 danke-16 di Indonesia atau Nusantara, adalah melalui daerah-daerah atau kota-kota pelabuhan seperti Samudra Pasai, Aceh, Malaka, Demak, Gresik, Tuban dan lain-lain.
Ketiga, dalam hal religi yang berorientasi kepada kepercayaan adanya dunia rohdan lebih khusus lagi penghormatan kepada roh nenek moyang mereka. Padamasyarakat pantai, terutama masyarakat nelayan atau pelaut, upacara-upacara semacam itu juga ditujukan kepada tokoh-tokoh mistis penjaga laut, seperti Ratu Pantai Selatan dan Pantai Utara, agar mereka diberi keselamatan dalam menjalankan pekerjaan sebagai nelayan atau pelaut.
Keempat , ciri masyarakat penduduk pantaisuka melakukan hubungan interaksional dengan penduduk pantai lainnya maupun terhadap masyarakat pedalaman. Kalau masyarakat pantai dengan masyarakat pantailainnya yaitu dalam bentuk perdagangan dan pelayaran. Sedangkan dengan masyarakat pedalaman pedalaman yaitu dengan tukar-menukar hasil laut dengan bahanmakanan pokok seperti beras.
Masyarakat pesisir pada umumnya telah menjadi bagian dari masyarakat yang pluraristik tapi masih memiliki jiwa kebersamaan. Artinya bahwa strukturmasyarakat pesisir rata-rata merupakan gabungan karakteristik masyarakat perkotaan dan pedesaan. Karena, struktur masyarakat pesisir sangat plurar, sehingga mampu membentuk sistem dan nilai budaya yang merupakan akultrasi budaya dari masing-masing komponen yang membentuk struktur masyarakatnya. Masyarakat pesisir mempunyai sifat-sifat/ karakteristik tertentu yang khas/unik. Sifat ini sangat erat kaitannya dengan sifat usaha di bidang perikanan itu sendiri. Karena sifat dari usaha-usaha perikanan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti lingkungan, musim, dan pasar, maka karakteristik masyarakat pesisir juga terpengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.
Nama:Ruspita Triningsih
ReplyDeleteNim:S.0020.P2.054
Kelas non reg Kendari 2020
Salah satu contoh masyarakat maritim adalah Suku Bajo.
Suku bajo dalam aktivitas kehidupannya sabagai nelayan dan kegiatan pelayaran.Suku bajo memahami dan menerapkan pengetahuan lokal yang berkaitan dengan keadaan cuaca,letak bintang,dan tanda-tanda alam dalam menjalankan aktivitasnya sebagai nelayan dan pelayaran.Prngetahuan lokal itu di peroleh secara turun temurun dan masih menjadi pedoman masyarakat suku bajo sampai sekarang.Suku Bajo memiliki sistem pengetahuan yang dapat di gunakan untuk mengetahui berbagai kondisi alam laut,yaitu pengetahuan tentang wilayah tangkapan jenis-jenisbiota laut dan pengetahuan navigasi dalam pelayaran.
Terima kasih🙏
Nama : mediawati
ReplyDeleteNim : s.0020.p2.036
Kelas A non reg Kendari
maritim antara lain adalah kelompok nelayan beserta
kelompok lain yang terkait, serta kelompok orang-orang yang meskipun tidak berdomisili di
wilayah pantai atau pesisir tetapi menggantungkan kehidupannya kepada aktivitas
kemaritiman, seperti misalnya kelompok marinir, kelompok buruh bongkar muat
kapal/perahu di pelabuhan, para pelaku ekspedisi muatan kapal laut, para pelaku wisata
bahari, para pelaku industri dan jasa maritim (misal industri perkapalan yang meliputi
indusrti galangan kapal, penunjang galangan kapal, bangunan lepas pantai), dan sebagainya.
Namun, oleh karena luasnya pengertian tersebut, makalah ini hanya akan
memusatkan perhatian pada etnis maritim saja, khusunya Orang Laut atau Suku Bajo
Wa Ode Ayu Lestari
ReplyDeleteS.0020.P2.141
A Non reg Kendari 2020
Bismillah
Langsung saja, masyarakat maritim adalah sekelompok orang yang menganggtungkan hidupnya pada laut yang tinggal di pesisir laut atau pantai. Salah satu contoh masyarakat maritim yaitu masyarakat Baj.Laut menurtu orang Bajo adalah tempat tinggal dan mencari nafka hidup. Masyarakat Bajo masih tergolong masyarakat sederhana dan hidup menurut tata kehidupan lingkungan laut, dikenal sebagai pengembara lautan ( Sea Gypsises ), yaitu hidup dengan mata pencaharian yang erat hubungannya dengan lautan, serta memiliki pengetahuan dan keterampilan menangkap ikan dilautan. Terimakasih🙏🙏
SUHURISAN
ReplyDeleteS.0020.P2.063
NON REG/B KELAS A KENDARI
KEBUDAYAAN MASYARAKAT MARITIM BUTON
Setiap kebudayaan dan masyarakat di dunia, tidak terkecuali kebudayaan dan masyarakat maritim, cepat atau lambat pasti mengalami dinamika / perkembangan.. Dalam masyarakat maritim, termasuk di Indonesia, telah tumbuh berbagai sektor dan subsektor ekonomi kemaritiman baru yang memunculkan segmen-segmen atau kategori-kategori sosial seperti petambang, pekerja industri, pengelola dan karyawan wisata, marinir,akademisi/peneliti, birokrat, dan lain-lain. Tumbuh kembangnya sektor-sektor ekonomi dan jasa dengan segmen-segmen masyarakat maritim tersebut memerlukan dan diikuti dengan perkembangan dan perubahan-perubahan kelembagaannya menjadi wadah dan regulasinya. Tumbuhnya sektor-sektor ekonomi baru dan berkembangnya sektor-sektor ekonomi kemaritiman lama, terutama perikanan dan pelayaran, tampak dalam perkembangan dan perubahan-perubahan teknologi, perubahan struktural, dan sistem-sistem budaya kemaritiman . Salah satunya adalah Suku Buton.
Suku Buton adalah salah satu etni`s yang mendiami wilayah kekuasaan Kesultanan Buton. Kesultanan Buton tersebut terletak di kepulauan Bau-bau provinsi Sulawesi Tenggara. Nenek moyang suku Buton berasa dari imigran yang datang dari Johor sekitar abad 15 dan kemudian mendirikan kerajaan Buton. Perairan di pulau Buton kaya akan ikan tuna dan ikan ekor kuning. Maka dari itu sebagian besar masyarakat suku Buton hidup pada bidang perairan menjadi pelaut dan nelayan. Tetapi sejak kesempatan untuk memperoleh penghasilan yang cukup di daerah terasa sulit, banyak dari mereka yang kemudian pergi meninggalkan mata pencaharian di sektor perairan.
Hendra Yunita
ReplyDeleteS.0020.P2.022
NON REG A KENDARI
Masyarakat pesisir itu adalah sekelompok orang yang bertempatinggal di daerah perbatasan antara darat dan laut. Masyarakat pesisir merupakan salah satu unsur dalam masyarakat maritim, tetapi selain masyarakat yang tinggal di pesisir ada juga masyarakatyang menjadi unsur masyarakat maritim contohnya seperti :
Marinir,POL.AIRUD,Pedagang dikapal, para pelaku ekspedisi muatan kapal laut,wisatawan ,prostitusi dan sebagainya. Kelompok-kelompok masyarakat tadi walaupun tidak berdomisili di wilayah pesisir tapi bisa di kategorikan sebagai masyarakat maritim, karena kehidupannya bergantung pada aktivitas kemaritiman.
Nama : Sentosa
ReplyDeleteNim : S.0020.P2.128
Non Reg Kelas B Kolaka
Bismillah…
Menurut saya selain unsur masyarakat yang tinggal di pesisir yang bisa bekerja sebagai nelayan, dan juga petani (tambak, petani garam, petani rumput laut) masih ada masyarakat lain yang menjadi unsur dari masyarakat maritim. Mereka adalah para pelaut, penyelam, pedagang, penumpang, wisatawan (lokal/mancanegara), marinir, polairut, penjaga pantai dan prostitusi/penumpang kapal/nona-nona titpan, termasuk bajak laut kalau ada.
Demikian… Wassalam
Nama : Marselina Leping
ReplyDeleteNim : S.0020.P2.104
Non Reg Kelas B Kolaka
Indonesia merupakan wilayah pesisir. Mayoritas masyarakat peisisir adalah masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan dengan hidup serba keterbatasan. Salah satu contoh masyarakat pesisir lainnya adalah suku Bajo di Desa Sulaho kec. Lasusua kab. Kolaka Utara mempertahankan kelangsungan hidup sebagai nelayan.
Pada hubungan terhadap sesama masyarakat, Suku bajo di desa sulaho mencari ikan dengan cara yang masih terbilang tradisional, seperti memancing, memanah, dan menjaring ikan.
Ikan-ikan tersebut nantinya di jual kepada penduduk sekitar pesisir atau lintas kampung terdekat. Jika hasil tangkapan tidak laris pada kondisi finansial maka tidak sedikit di antara mereka melakukan pertukaran hasil nelayan dengan barang (barter) sesama pedagang, misalnya ikan dengan sayur, ikan dengan buah-buahan dan lain sebagainya.
Masyarakat suku bajo dalam melakukan aktifitas sehari-hari melakukan sistem pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin di mana kaum pria berperan sebagai nelayan atau mencari ikan di laut. Sedangkan kaum wanita di samping bertugas urusan dapur juga sebagai penjual hasil tangkapan di pasar-pasar.
Pada hubungan terhadap pemerintah dalam kondisi ini, dalam hal keterbatasan baik pendidikan, ekonomi, bahkan sosial. Masyarakat pesisir suku bajo sangat membutuhkan perhatian pemerintah setempat. Untuk inovasi alat/sarana, peningkatan hasil nelayan dan mediasi pemerintah untuk perluasan (ekspansi) penjualan hasil tangkapan dengan harga yang lebih tinggi dan ekonomis. Akan tetapi, sampai saat ini antara masyarakat pesisir suku bajo dan pemerintah terjadi kekosongan (vacuum relation). Di tambah akses wilayah yang sulit, sehingga masyarakat pesisir suku Bajo terisolasi di tengah-tengah kecukupan desa yang ada di Desa Sulaho, Kecamatan Lasusua, Kabupaten Kolaka Utara.
Nama : Muhammad Aslan
ReplyDeleteNim : S.0020.P2.040
Nonreg Kelas A 2020 Kendari
Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang tinggal dan melakukan aktivitas sosial ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya wilayah pesisir dan lautan. Dengan demikian, masyarakat pesisir memiliki ketergantungan yang cukup tinggi terhadap potensi dan sumber daya alam pesisir. Selain masyarakat Suku Bajo yang menjadi salah satu bagian dari masyarakat pesisir. Ada beberapa suku-suku yang tersebar di wilayah pesisir indonesia, yang termaksud dalam masyarakat pesisir, seperti :
- Di Sumatra Utara dikenal Etnis Pesisir (Bahasa Minangkabau: Ughang Pasisia)
-Suku Madura, dikenal juga sebagai masyarakat yang mendiami wilayah pesisir dengan memanfaatkan laut sebagai sumber kehidupan. Dimana dikenal dengan Nelayan-nelayan Madura yang hebat.
-Di Daerah Muna dan Buton, masyarakat bermukim di daratan dan pesisirm Menjadikan laut sebagai sumber ekonomi. Di mana dikenal di daerah buton banyak nelayan penangkap ikan tuna. Dan daerah Muna banyak petani rumput laut.
Kehidupan masyarakat pesisir tidak bisa berpatokan dengan suatu suku atau budaya, ada beberapa kelompok masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir dan menjadikan laut sebagai sumber kehidupan, seperti:
-pembudidaya ikan,
-pedagang ikan,
-pegawai perkapalan
-dll
Dimana mereka mendiami wilayah pesisir dan memiliki budaya yang bergantung pada pemanfaatan wilayah pesisir.
Nama: Novita Ratman
ReplyDeleteNim: S.0020.P2.045
Salah satu contoh masyarakat maritim selain suku bajo di sulawesi ada juga suku Papua, Letak pesisir utara Papua sangat strategis berada di selatan Samudera Pasifik serta menjadi jalur pelayaran yang menghubungkan barat dengan timur Pulau New Guinea. Selain itu wilayah pesisir utara Papua memiliki potensi alam yang sangat kaya, yang menjadi sumber makanan penduduk setempat. Sumber makanan ini meliputi berbagai jenis kerang, ikan, udang, kepiting, serta biota laut lainnya.
Seperti kita ketahui masyarakat maritim adalah masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari aktifitas kemaritiman, seperti kelompok masyarakat nalayan, kelompok marinir, kelompok buruh bongkar muat kapal.
Laut memang merupakan media pemersatu karena melalui laut orang dari berbagai bangsa melakukan interaksi dengan berbagai macam aktivitas. Melalui laut orang dari berbagai bangsa menjalankan aktivitas perekonomian melalui “jasa” pelayaran antar benua atau antar pulau.
Sejak awal tarikh Masehi, laut Nusantara telah diramaikan oleh kapal-kapal dari berbagai penjuru dunia. Dengan sarana transportasi air itu, komoditi perdagangan dibawa dari satu tempat ke tempat lain untuk diperdagangkan.
Laut adalah ajang untuk mencari kehidupan bagi kedua kelompok masyarakat. Dari laut dapat dieksploitasi sumber daya biota dan abiota, serta banyak kegiatan kemaritiman yang menjanjikan dan memesona. Inilah yang mendorong kedua kelompok masyarakat itu menuju laut. Pada mulanya bertujuan mencari hidup dan mempertahankan hidup, pada akhirnya bertujuan mengembangkan kesejahteraan, atau dengan kata lain membangun kejayaan dan kekayaan dari kegiatan kemaritiman. Fenomena ini pada akhirnya membentuk karakter bangsa pelaut.
Nama:fatmawati.k
ReplyDeleteNim:S.0020.P2.084
Non reg b kolaka
Salah satu contoh masyarakat maritim adalah masyarakat suku bajo adalah kelompok nelayan beserta kelompok yg terkait serta kelompok yang meskipun tidak bedomisili diwilayah pantai atau pesisir tetapi mengembangkan kehidupanx kebanyakan dilaut contohx nelayan yg banyak tersebar diarea sulawesi dan diseluruh daerah indonesia.masyarakat suku baju adalah masyarakat yg berdomisili diaekitaran pesisir pantai dan menempati pulau.masyarakat suku baju tdk bisa jauh dari laut ataupun pantai karena kelangsungan hidup mereka selalu bergantung pada laut mulaidari aktivitas sehari2 dlm mata pencaharian.
Contohx disekitaran rumah orang tuaku dikolaka dekat dgn pesisir pantai.kebanyakan masyarakat yg tinggal diarea pesisir biasa di sebut dgn suku baju yg notabene kebanyakan nelayan yg setiap harinya mencari ikan dilaut
ReplyDeleteNama :Nanang Rahmawan
ReplyDeleteNIM : S.0020.P2.111
Kelas B Non Reg. Kolaka
Masyarakat yang memiliki unsur masyarakat maritim adalah sekelompok masyarakat yang kehidupannya sangat bergantung pada sumber daya yang ada didalam laut, ciri khas kehidupan mereka adalah keras dan penuh resiko dalam mengarungi kehidupannya yang senantiasa bertarung melawan badai,sengatan matahari,guyuran hujan,dan angin malam yang dingin. Keadaan ini lebih dirasakan oleh nelayan tradisional dengan menggunakan perahu sampannya yang berani mengarungi lautan yang luas demi menghidupi diri dan keluarganya. Orang Bajo merupakan satu dari sekian komunitas yang mengelola, memelihara,dan memanfaatkan sumber daya hayati laut berdasarkan norma-norma dan nilai-nilai budaya yang telah diwarisi dari generasi ke generasi.
Sigit Supriyanto
ReplyDeleteNim.S.0020,P2.129
Nonreg kls B kolaka.
Assalam Mualaikum wr.wb...
Masyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat yg hidup bersama-sama mendiami wilayah pesisir membentuk dan memiliki kebudayaan yang terkait yang memiliki ketergantungan pada pemanfaatan sumber daya pesisir.
Tentu masyarakt pesisir tidak saja nelayan, melainkan jg pembudidaya ikan pengelola ikan bahkan pedagang ikan. Masyarakat pesisir pada umumnya sebagian besar penduduknya bermatapencaharian disektor pemanfaatan sumberdaya kelautan seperti nelayan, pembudidaya ikan, penambangan pasir, dan transportasi laut.
Masyarakat pantai tersebut menggantungkan pencahariannya dari eksploitasi laut. Artinya bahwa mereka hidup dari sumber daya dan alam yang masih berlimpah didekat sekitar pantai. Dalam perkembangannya, hasil sumber daya laut yang antara lain dari hasil ikan, kerang dan sebagainya.